Analisis Pengendalian Kualitas Produk Gula Kristal Putih Dengan Menggunakan Metode Sqc (Statistical Quality Control) Dan Analisis Regresi Linier Berganda Di Pabrik Gula

Main Author: Rachman, Putri Selvia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6959/
Daftar Isi:
  • Pada sistem pergulaan nasional, jenis gula terdiri dari dua macam yaitu Gula Kristal Putih (GKP) dan Gula Kristal Rafinasi (GKR). GKP digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dimana bahan baku gula tersebut berasal dari petani. Sedangkan, GKR digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana bahan baku jenis gula tersebut berasal dari Gula Kristal Mentah (GKM) yang diimpor oleh pemerintah Indonesia. Pada kenyataannya, saat kebutuhan gula untuk industri tersebut telah terpenuhi maka kelebihan produksi GKR akan menginvasi pasar dari GKP. Disisi lain, kualitas yang dimiliki oleh GKR cenderung lebih tinggi daripada GKP. Oleh karenanya, upaya peningkatan kualitas GKP perlu dilakukan dengan menerapkan kegiatan pengendalian kualitas. Kegiatan pengendalian kualitas bertujuan untuk menekan jumlah produk rusak dan menjaga agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas. Selain itu, kegiatan tersebut dilakukan agar produk GKP tetap diminati oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan GKR. Penelitian mengenai pengendalian kualitas GKP dilakukan di salah satu pabrik gula milik PTPN XI di Kabupaten Situbondo. Tujuan dari diadakannya penelitian pengendalian kualitas GKP ini dibagi menjadi tiga yaitu tujuan yang pertama adalah untuk menganalisis pelaksanaan pengendalian kualitas GKP dengan menggunakan alat analisis check sheet dan p-Chart. Kemudian tujuan yang kedua adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya defect product dengan menggunakan alat analisis diagram pareto, diagram sebab akibat, dan diagram alir. Tujuan yang ketiga adalah menganalisis pengaruh faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya defect product terhadap kualitas produk menggunakan analisis regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan waktu Maret 2017 hingga April 2017. Penentuan responden dilakukan secara simple random sampling dimana jumlah responden dari penelitian ini sebanyak 96. Adapun data yang digunakan adalah data pada tahun giling 2015 dan 2016. Kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Pabrik Gula W.A belum optimal. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil analisis dari check sheet yaitu jumlah defect product pada tahun giling 2016 lebih rendah daripada tahun giling 2015 dimana jenis defect product yang terdapat di Pabrik Gula W.A terbagi atas tiga macam yaitu debuan, kerikilan, dan scrap sugar. Namun penurunan jumlah defect product tersebut tidak signifikan. Selanjutnya berdasarkan alat analisis p-Chart, menunjukkan bahwa terdapat lima titik pada p-Chart tahun giling 2015 dan empat titik pada p-Chart tahun 2016 berada pada luar batas kendali atas dan batas kendali bawah. Pada alat analisis diagram pareto diketahui bahwa debuan merupakan jenis defect product yang paling mendominasi. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya debuan terdapat empat macam yaitu bahan baku, tenaga manusia, mesin, dan metode. Faktor pertama merupakan penggunaan bahan baku tebu yang terbakar dan bibitan ii gula yang ukurannya tidak merata. Faktor kedua yaitu tenaga kerja dimana tingkat keterampilan, kedisiplinan, dan kemampuan dari tenaga kerja rendah. Faktor ketiga adalah sering terjadinya permasalahan teknis pada mesin pada Stasiun Masakan, Puteran, dan Penyelesaian khususnya pengeringan. Faktor keempat adalah ketidakkonsistenan metode kerja pada Stasiun Masakan. Dari keempat faktor tersebut diketahui faktor dominan yang menyebabkan terjadinya debuan adalah tenaga kerja dimana faktor tersebut dipengaruhi oleh variabel keterampilan, kedisiplinan, dan kemampuan tenaga kerja. Pada hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel keterampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,265, thitung sebesar 2,531 dan nilai Sig. sebesar 0,013 < 0,05. Selanjutnya untuk variabel kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,286, thitung sebesar 2,493 dan nilai Sig. sebesar 0,014 < 0,05. Kemudian untuk variabel kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,385, thitung sebesar 3,356 dan nilai Sig. sebesar 0,001 < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel keterampilan, kedisiplinan, dan kemampuan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk dengan nilai Fhitung sebesar 16,563 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05.