Analisis Kinerja Unit Usaha Layanan Pada Badan Usaha Milik Desa (BUMdesa) “Sekapuk” Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik

Main Author: Luthfi, Mukhtar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6952/
Daftar Isi:
  • BUMDesa adalah lembaga usaha yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Untuk itu BUMDes dapat mendirikan berbagai jenis bentuk usaha, yaitu usaha pada bidang pelayanan (serving), usaha bidang perbankan (banking), bidang persewaan (renting), bidang perantaraan (brokering), bidang menjalankan bisnis (trading), bidang induk (holding). Unit usaha layanan pada BUMDesa Sekapuk termasuk bentuk usaha perantaraan (brokering). Unit usaha layanan BUMDesa Sekapuk memberikan pelayanan dalam pembayaran listrik di BUMDesa Sekapuk dengan sistem PPOB (Paymant Point Online Bank). Berdirinya unit usaha layanan listrik bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pembayaran listrik. Selain itu, tujuan lainnya adalah ikut serta dalam mengembangkan perekonomian yang akan berdampak pada pengembangan desa. Unit usaha layanan listrik yang dikelola oleh BUMDesa Sekapuk diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Pendapata Asli Desa (PADes). Pada kenyataannya terdapat permasalahan di unit usaha layanan yaitu permasalahan mengenai koneksi internet yang sering mengalami trouble sehingga masyarakat tidak dapat membayar listrik pada saat yang ditentukan. Selain itu, tidak adanya teknisi yang handal dalam permasalahan komputer dan jaringan yang mengakibatkan permasalahan ini tidak dapat ditangani dengan cepat. Permasalahan berikutnya terdapat pada penetapan pemberian kontribusi kepada PADes yang dianggap terlalu tinggi mengakibatkan sulitnya BUMDesa Sekapuk untuk mengembangkan usaha dan mensejahterakan pegawainya. Hal ini tidak sesuai dengan pancapaian visi dan misi BUMDesa Sekapuk sebagai badan usaha yang memberikan pelayanan terbaik dan dapat memberikan kesejahteraan kepada pegawai. Hal ini tentu akan mempengaruhi kinerja BUMDesa Sekapuk menjadi menurun. BUMDesa Sekapuk sebelumnya telah meraih penghargaan sebagai BUMDesa terbaik ke 3 evaluasi BUMDesa tingkat provinsi tahun 2015, dan terbaik 1 lomba BUMDesa tingkat kabupaten. Namun, pada tahun 2016 BUMDesa Sekapuk tidak mendapatkan nominasi terbaik di tingkat provinsi. Kaplan dan Norton (2000) mengemukanan salah satu cara menghitung kinerja adalah dengan menggunakan metode balanced scorecard yang membagi menjadi empat prespektif penilaian yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja unit usaha layanan BUMDesa Sekapuk dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard dan mendeskripsikan kontribusi unit usaha kepada PADes. Penelitian ini dilakukan di unit usaha layanan BUMDea Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik pada bulan maret 2017. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan studi dokumentasi dan literatur. Penentuan sample untuk penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dan menggunakan satu ii key informan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai BUMDesa Sekapuk. Simple random sampling ini berdasarkan populasi dari unit usaha layanan listrik yang telah menjadi pelanggan tetap sebesar 707 pelanggan. Selanjutnya jumlah sample pada penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin dengan hasil 88 sample. Hasil penelitian unit usaha layanan BUMDesa Sekapuk dengan menggunakan metode balanced scorecard adalah sebagai berikut: (1) perspektif finansial menggunakan tiga indikator pengukuran yaitu growth in revenue (GR), return on asset (ROA), dan assets turn over (ATO) dengan hasil GR dan ROA Cukup dan Hasil ATO yang buruk. (2) perspektif pelanggan menggunakan dua indikator pengukuran yaitu kepuasan pelanggan dan reputasi dengan hasil baik pada kedua indikator. (3) perspektif porses bisnis internal menggunakan dua indikator yaitu inovasi dan layanan purnajual dengan hasil baik pada indikator inovasi dan cukup pada layanan purnajual. (4) perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menggunakan dua indikator yaitu produktifitas pegawai dan tingkat absensi pegawai dengan hasil buruk pada produktivitas pegawai dan baik pada tingkat absensi pegawai. Dengan total keseluruhan perhitungan kinerja 0,22 yang menunjukkan bahwa kinerja unit usaha layanan cukup baik. Unit usaha layanan sebagai unit usaha yang terdapat di BUMDesa Sekapuk juga mampu memberikan kontribusi kepada PADes sesuai dengan penetapan desa. Namun, penetapan yang terlalu tinggi menyebabkan BUMDesa sulit untuk mensejahterakan pegawai dan mengembangkan usahanya.