Aplikasi Pupuk Kandang Ayam Dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
Main Author: | Sari, Dwi Novia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6845/ |
Daftar Isi:
- Kedelai saat ini telah dikembangkan secara luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedelai dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan alternatif dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Namun seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat, produksi kedelai tidak dapat mencukupi permintaan pasar. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai dapat dilakukan dengan intensifikasi melalui pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganik. Kecenderungan dalam penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan akan mengakibatkan produktivitas lahan menurun. Sehingga perlu adanya upaya dalam menjaga keseimbangan lingkungan melalui pemupukan organik, salah satunya pupuk kandang ayam dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Hasil penelitian Rachman et al. (2008) menyatakan bahwa pupuk kotoran ayam mengandung unsur hara N 2,16 %, P2O5 1,87 %, K2O 4,12 %, C-organik 4,15, C/N ratio 1,92. Dan pemupukan dengan bahan organik tersebut akan lebih efektif jika dibantu oleh PGPR. PGPR merupakan kelompok mikroorganisme tanah yang menguntungkan secara aktif mengkolonisasi daerah perakaran (rizosfir) dan berkembang dengan baik pada tanah yang kaya akan bahan organik (Compant et al., 2005). PGPR memiliki peran utama sebagai biofertilizer, biostimulan dan bioprotectan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Maret – Juli 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor Pertama yaitu dosis pupuk kandang kotoran ayam terdiri dari 3 level: (A1) 10 ton ha-1, (A2) 15 ton ha-1, (A3) 20 ton ha-1. Sedangkan faktor kedua yaitu interval pemberian PGPR yang terdiri atas 4 level: (P0) tanpa PGPR, (P1) PGPR perlakuan benih (sebelum tanam direndam 30 menit 10 ml per 1 L air), (P2) PGPR perlakuan benih dan di kocor pada 7 hst, (P3) PGPR perlakuan benih, di kocor pada 7 hst dan 14 hst. Pengamatan dilakukan secara destruktif dan non destruktif pada saat tanaman berumur 14, 28, 42, 56 hst dan pada saat panen. Komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), panjang akar tanaman (cm), Bobot segar total tanaman (g/tanaman), bobot kering total tanaman (g/tanaman). Komponen hasil panen meliputi jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, bobot hasil biji per petak panen dan bobot hasil biji ton ha-1. Analisis pertumbuhan tanaman meliputi laju pertumbuhan tanaman dan indeks luas daun. Data pengamatan yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan, dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Terdapat interaksi antara pupuk kandang ayam dan PGPR pada pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain: luas daun tanaman, indeks luas daun tanaman, bobot ii segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot biji pertanaman, bobot hasil biji per petak panen dan bobot hasil biji ton ha-1. Bobot hasil biji ton ha-1 yang lebih tinggi didapatkan pada dosis pupuk kandang ayam 20 ton ha-1 dan interval pemberian PGPR perlakuan benih, 7 hst, 14 hst sebesar 3,74 ton ha-1 yang tidak berbeda nyata dengan dosis pupuk kandang ayam 20 ton ha-1 dan interval pemberian PGPR perlakuan benih, 7 hst sebesar 3,66 ton ha-1. Aplikasi pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, luas daun tanaman, indeks luas daun tanaman, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, laju pertumbuhan relative, jumlah polong per tanaman dan bobot 100 biji. Perlakuan interval pemberian PGPR memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, luas daun tanaman, indeks luas daun tanaman, panjang akar, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, jumlah polong per tanaman dan bobot 100 biji.