Heritabilitas Dan Kemajuan Genetik Harapan Karakter Agronomi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Berhabitus Kompak

Main Author: Sukmasari, Candraning Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6773/
Daftar Isi:
  • Cabai rawit ialah tanaman hortikultura yang dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Produksi cabai rawit di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 800.484 ton, tahun 2015 mencapai 869.954 ton dan tahun 2016 mencapai 9.102.560 ton. Selain itu, produktivitas cabai rawit di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5,94 ton/ha, tahun 2015 sebesar 6,45 ton/ha dan tahun 2016 sebesar 6,98 ton/ha. Peningkatan produksi dan produktivitas pada cabai rawit membutuhkan benih varietas unggul yang mana masih terus membuat perbaikan pada karakter daya hasil tanaman. Oleh sebab itu, perlu menghitung nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada cabai rawit dengan tipe habitus kompak. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menduga nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan karakter agronomi pada 18 aksesi cabai rawit bertipe habitus kompak dan mendapatkan aksesi yang berdaya hasil tinggi untuk dilanjutkan pada penelitian selanjutnya. Hipotesis dari penelitian ini ialah terdapat karakter yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan tinggi dari 18 aksesi cabai rawit bertipe habitus kompak dan terdapat aksesi yang berdaya hasil tinggi untuk dilanjutkan pada penelitian selanjutnya. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Agro Techno Park Universitas Brawijaya yang berada di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2017. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul, timbangan analitik, gelas ukur, meteran, jangka sorong, dan kamera, sedangkan bahan yang digunakan antara lain 18 aksesi cabai rawit berhabitus kompak yaitu aksesi 6, 10, 12, 15, 31, 33, 46, 55, 65, 90, 95, 105, 110, 132, 157, 228, 250, 260 dan varietas Dewata. Penelitian menggunakan metode single plant dengan seleksi massa. Masing-masing aksesi ditanam sebanyak 16 tanaman dan varietas Dewata ditanam sebanyak 60 tanaman, sehingga total individu tanaman yang diamati sebanyak 348 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa variabel pengamatan untuk setiap tanaman. Variabel pengamatan terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan karakter kualitatif terdiri dari bentuk daun, posisi bunga, warna mahkota bunga, warna putik, posisi putik, warna buah saat muda, warna buah saat tua, bentuk buah, dan bentuk ujung buah. Pengamatan karakter kuantitatif terdiri dari tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), lebar kanopi (cm), jumlah cabang (cabang), umur berbunga (hst), umur panen (hst), panjang daun (cm), lebar daun (cm), jumlah buah total per tanaman (buah), panjang buah (cm), diameter buah (mm), berat per buah (g), berat buah total per tanaman (g), volume buah (ml) dan bobot 1000 biji (g). Data yang diperoleh dianalisis dengan menghitung rerata, ragam (varian), simpangan baku, koefisien keragaman fenotip, koefisien keragaman genotip, heritabilitas dan kemajuan genetik harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 aksesi yang ditanam hanya 17 aksesi yang dapat berproduksi yaitu aksesi 6, 12, 15, 31, 33, 46, 55, 65, 90, 95, 105, 110, 132, 157, 228, 250 dan 260. Aksesi 10 tidak dapat berproduksi karena pertumbuhannya lambat dan banyak terserang penyakit layu fusarium. Berdasarkan 9 karakter kualitatif yang diamati terdapat 5 karakter yang seragam, yaitu karakter posisi bunga, warna buah tua, warna mahkota bunga, warna putik dan posisi putik. Sedangkan keragaman terdapat pada karakter bentuk daun, warna buah muda, bentuk buah dan bentuk ujung buah. Karakter kuantitatif memiliki kategori heritabilitas rendah sampai tinggi. Karakter kuantitatif yang termasuk kategori rendah adalah umur berbunga, panjang buah, berat per buah dan karakter umur panen termasuk kategori sedang. Karakter yang termasuk kategori tinggi adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar kanopi, jumlah cabang, panjang daun, lebar daun, jumlah buah total per tanaman, diameter buah, berat buah total per tanaman, volume buah dan bobot 1000 biji. Hal ini menunjukkan bahwa nilai heritabilitas tinggi dan sedang berarti karakter tersebut lebih besar dipengaruhi oleh ragam genetik, sedangkan nilai heritabilitas rendah berarti karakter tersebut lebih besar dipengaruhi oleh ragam lingkungan. Nilai heritabilitas akan mempengaruhi nilai kemajuan genetik harapan. Berdasarkan perhitungan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan sebagian besar karakter kuantitatif dapat dijadikan kriteria seleksi kecuali umur berbunga, panjang buah dan berat per buah. Kriteria pemilihan tanaman terseleksi berdasarkan karakter berat buah total per tanaman minimal 400 g atau lebih besar dari varietas pembanding (Dewata) maka diperoleh 10 aksesi terseleksi yaitu aksesi 25, 33, 39, 40, 54, 56, 76, 86, 90 dan 92. Selain berat buah total per tanaman, kriteria pemilihan tanaman terseleksi berdasarkan karakter bentuk buah memanjang.