Fitoremediasi Air Tercemar Logam Kromium (Cr) Dengan Menggunakan Tanaman Air Sagittaria lancifolia Dan Pistia stratiotes Serta Pengaruhnya Terhadap Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)

Main Author: Serang, Lia Kurniawati Odar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6772/
Daftar Isi:
  • Logam kromium (Cr) banyak ditemukan pada perairan yang menghasilkan air limbah industri batik, apabila air limbah langsung dibuang ke badan air tanpa diolah akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan flora dan fauna. Fitoremediasi merupakan salah satu upaya penanganan lahan tercemar logam berat Cr dengan menggunakan tanaman. Beberapa tanaman air yang seringkali menjadi gulma dapat dimanfaatkan dalam remediasi pencemaran logam berat dalam lingkungan perairan diantaranya Sagittaria lancifolia dan Pistia stratiotes. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari potensi tanaman air Sagittaria lancifolia dan Pistia stratiotes dalam fitoremediasi air tercemar logam Cr dan pengaruh air pascafitoremediasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dimana hasil tersebut aman dikonsumsi atau tidak dengan melihat kadar Cr yang terkandung dalam tanaman. Penelitian dilakukan di Greenhouse BKT Kebun Raya Purwodadi-LIPI, menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kombinasi perlakuan yaitu PSM1 (PS + 2 ppm Cr); PSM2 (PS + 5 ppm Cr); SLM1 (SL + 2 ppm Cr); SLM2 (SL + 5 ppm Cr); TTM1 (TT + 2 ppm Cr) dan TTM2 (TT + 5 ppm Cr) dimana PS (Pistia stratiotes), SL (Sagittaria lancifolia) dan TT (Tanpa Tanaman/Kontrol) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah warna daun, tinggi tanaman, jumlah daun, pH air dan tanah, kandungan Cr dalam air dan tanah, konsentrasi Cr pada tajuk dan akar tanaman Sagittaria lancifolia dan Pistia stratiotes serta kangkung darat. Pengamatan warna daun dilakukan pada tanaman air pada 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 Hari Setelah Perlakuan (HSP). Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan pada kangkung darat 7, 14, 21 dan 28 hari setelah tanam (HST). Sedangkan parameter lainnya diamati waktu panen yaitu 28 HST. Data dianalisis ragam pada taraf 5% dan perbedaan nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman air Sagittaria lancifolia dan Pistia stratiotes berpotensi sebagai fitoremediator dan mampu menurunkan kadar Cr dalam air tercemar masing-masing perlakuan PSM1 sebesar 1,757 ppm atau 87,85%; PSM2 sebesar 4,379 ppm atau 87,59%; SLM1 sebesar 1,785 ppm atau 89,23% dan SLM2 sebesar 4,032 ppm atau 80,64%. Konsentrasi Cr pada air pascafitoremediasi berpengaruh nyata terhadap kadar Cr yang terkandung dalam tanaman kangkung darat. Perlakuan SLM1 memiliki nilai konsentrasi Cr tertinggi pada tajuk tanaman kangkung darat sebesar 0,184 ppm dan perlakuan TTM1 memiliki nilai konsentrasi Cr terendah yaitu 0,098 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman kangkung darat tidak aman untuk dikonsumsi karena kadar Cr dalam tanaman telah melewati ambang batas kadar Cr dalam makanan yaitu sebesar 0,05-0,2 ppm per hari.