Respon Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kalium Dan Pupuk Daun

Main Author: Khuluqi, M. Azrul Ahsani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6695/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L) ialah komoditas sayuran hortikultura unggulan yang dibudidayakan oleh petani secara intensif. Pada tahun 2010 hingga 2011 produksi bawang merah mengalami penurunan dari 1.048.934 ton menjadi 893.124 ton. Tahun 2010 impor bawang merah di Indonesia sebesar 73.864 ton (BPS, 2013). Sedangkan konsumsi bawang merah di Indonesia 4,56 kg/kapita per tahun atau 0,38 kg/kapita per bulan sehingga konsumsi nasional diperkirakan mencapai 160.800.000 ton/tahun. Hal ini membuktikan bahwa ketersediaan bawang merah dalam negeri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Penurunan produksi bawang merah dikarenakan tingkat kehilangan hasil panen bawang merah cukup tinggi yang disebabkan oleh rendahnya tekanan turgor sel sehingga kandungan air dalam umbi cepat menguap pada saat penyimpanan, yang mengakibatkan kualitas dan daya simpannya rendah. Bawang merah digolongkan sebagai umbi lapis yang mengalami susut bobot sekitar 25% selama penyimpanan untuk daerah tropis (Nurkomar et al, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas umbi saat penyimpanan dipengaruhi oleh genetik dan faktor lingkungan termasuk nutrisi. Nutrisi tanaman merupakan faktor yang paling luas, pemupukan dengan unsur K mempengaruhi mutu internal umbi (Pantastico, 1993). Peranan Kalium bagi tanaman bawang merah diperlukan untuk mempertahankan tekanan tugor sel, dan kandungan air dalam tanaman (Soemarno, 1993). Selain penambahan pupuk melalui tanah, unsur hara juga dapat diberikan melalui daun. Pemupukan lewat daun lebih efisien karena proses penyerapan haranya lebih cepat. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil bawang merah terhadap pemberian pupuk kalium dan pupuk daun serta mengetahui kombinasi pupuk yang terbaik. Sedangkan hipotesisnya diduga terdapat perbedaan nyata pada respon pertumbuhan dan hasil bawang merah terhadap pemberian pupuk kalium dan pupuk daun. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang, pada bulan Oktober hingga Desember 2016. Alat yang digunakan ialah cangkul, gembor, pisau, meteran, penggaris, tali plastik, pacak sampel, handsprayer, plang nama, spidol, timbangan analitik, oven, ember, kamera, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Sedangkan bahan yang digunakan ialah umbi bibit bawang merah Varietas Filipina, air, fungisida Antracol sebagai pengendali jamur dan penyakit pada tanaman, herbisida untuk pengendali gulma pada awal tanam, label nama, tanah, pupuk KNO3, pupuk daun Growmore 10-55-10, pupuk kandang, pupuk N, P, dan K. Metode penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan yaitu : P0: Tanpa pemupukan, P1: Pupuk daun seminggu sekali, P2: 100 kg.ha-1 Urea, 300 kg.ha-1 SP-36 dan 200 kg.ha-1KCl,P3: 100 kg.ha-1K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun seminggu sekali, P4: 120 kg.ha-1 K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daunseminggu sekali, P5: 150 kg.ha-1 K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun seminggu sekali, P6: 100 kg.ha-1 v K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun dua minggu sekali, P7: 120 kg.ha-1 K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun dua minggu sekali, P8: 150 kg.ha-1 K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun dua minggu sekali. Pengamatan yang dilakukan, terdiri dari 3 jenis yaitu non destruktif, destruktif dan panen. Pengamatan non destruktif dilaksanakan dengan interval waktu 7 hari, yaitu pada umur 30, 37, 44, 51, 58 dan 65 hari setelah tanam dengan mengukur tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun dan jumlah daun. Pengamatan destruktif dilaksanakan dengan interval waktu 10 hari, yaitu 30, 40, 50, 60 hari setelah tanam dengan mengukur luas daun (cm2), bobot kering umbi per rumpun (g) dan bobot kering brangkasan tanaman (g). Pengamatan panen ditandai dengan mengeringnya sebagian besar daun dan umbi yang telah terbentuk lebih mengeras, yaitu pada 65 hst. Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah umbi panen, bobot segar umbi per rumpun (g), bobot umbi kering matahari (g), bobot segar brangkasan (g), bobot kering brangkasan (g) bobot susut umbi bawang merah, bobot umbi keing matahari per hektar = ((Total Tanaman per Petak/ Jumlah tanaman per Petak Panen ) x Bobot Umbi Kering Matahari per Petak Panen) x (10.000/ Luas per Petak) x 80%, dan Indeks Panen (IP). Analisis data yang digunakan ialah analisis ragam berdasarkan uji F taraf 5%. Jika uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan bawang merah terhadap pemberian pupuk kalium dan pupuk daun menunjukkan pengaruh nyata pada variabel bobot kering brangkasan, bobot kering umbi dan luas daun. Respon hasil bawang merah terhadap pemberian pupuk kalium dan pupuk daun menunjukkan pengaruh nyata pada variabel jumlah umbi, bobot segar brangkasan, bobot kering brangkasan, bobot segar umbi, bobot umbi kering matahari, bobot susut umbi, bobot umbi kering matahari per hektar dan indeks panen. Kombinasi pupuk yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman serta bobot susut umbi bawang merah terdapat pada perlakuan P4 yaitu 120 kg.ha-1 K2O (KNO3) + 2 g.l-1 pupuk daun seminggu sekali.