Pengaruh Terapi Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus androgynus) Terhadap Profil Pita Protein Dan Aktivitas Protease Lambung Tikus (Rattus norvegicus) Model Ulkus Peptikum Hasil Induksi Aspirin

Main Author: Enola, Janice
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/669/41/JANICE%20ENOLA.pdf
http://repository.ub.ac.id/669/
Daftar Isi:
  • Ulkus peptikum adalah hilangnya integritas lapisan mukosa dan epitel atau lebih dalam pada lambung. Penyebab kerusakan tersebut salah satunya adalah efek samping dari penggunaan Nonsteroidal Antiinflamatory Drug (NSAID) seperti aspirin. Aspirin bekerja dengan menghambat isoenzim siklooksigenasi-1 (COX-1) yang menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin yang berperan dalam perlindungan mukosa lambung. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kadar Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang memicu peningkatan aktivitas protease dan perubahan profil protein. Ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus) memiliki kandungan senyawa flavonoid yang bekerja sebagai antioksidan, dengan cara mendonorkan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya pada ROS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh ekstrak etanol daun katuk terhadap perubahan profil protein dan penurunan aktivitas protease lambung tikus. Induksi ulkus peptikum dilakukan dengan aspirin dosis 200 mg/kgBB. Penelitian ini menggunakan lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (ulkus peptikum), kelompok perlakuan 1 dengan dosis 8,1 mg/100g BB, kelompok perlakuan 2 dengan dosis 16,2 mg/100g BB dan kelompok perlakuan 3 dengan dosis 24,3 mg/100g BB. Profil protein diuji dengan metode SDS-PAGE dan pengukuran aktivitas protease dilakukan dengan metode spektrofotometri yang dianalisis dengan ragam ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun katuk mampu menginduksi ekspresi HSP47 pada kelompok terapi 2 dan 3 dan mampu menurunkan aktivitas protease secara signifikan (p<0,05). Penurunan aktivitas protease tertinggi didapatkan pada kelompok terapi 3 dengan dosis 24,3 mg/100g BB sebesar 55,207 %. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terapi ekstrak etanol daun katuk dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada tikus model ulkus peptikum.