Pemanfaatan Abu Layang (Fly Ash) Sebagai Penyerap Kromium (Cr) Dari Limbah Penyamakan Kulit
Main Author: | Nurhamidayanti, Firda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6664/ |
Daftar Isi:
- Air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, akan tetapi air sangat mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia yang akan menimbulkan berbagai masalah, seperti tercemarnya air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Salah satu industri yang menghasilkan limbah cair adalah industri penyamakan kulit yang berpotensi untuk mencemari lingkungan perairan apabila tidak ditangani dengan baik. Limbah penyamakan kulit mengandung krom trivalen (Cr3+) dan krom heksavalen (Cr6+) yang sangat beracun. Mengingat bahaya dan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pihak industri diharuskan untuk mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu metode pemisahan krom yaitu adsorpsi menggunakan karbon aktif, namun memerlukan biaya cukup mahal. Hal ini menyebabkan munculnya keinginan untuk menemukan material adsorpsi yang dikategorikan low-cost dengan kapasitas yang lebih baik menjadi adsorben dalam proses adsorpsi. Salah satu upaya tersebut yakni dengan cara menghilangkan Cr(VI) dari limbah cair industri penyamakan kulit dengan memanfaatkan abu layang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas abu layang dalam menyerap ion logam Cr(VI) dari limbah penyamakan kulit. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 3 faktor, dan masing-masing faktor terdapat 3 taraf diantaranya yaitu faktor A (konsentrasi: 5000, 10000, dan 15000 ppm), faktor B (kecepatan putaran: 100, 300 dan 500 rpm) dan faktor C (waktu kontak: 10, 20 dan 30 menit). Dengan demikian, kombinasi perlakuan yang didapat yaitu sebanyak 27 kombinasi perlakuan dengan 2 kali ulangan percobaan. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik berupa analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu kondisi tertinggi kapasitas penyerapan ion logam Cr(VI) oleh abu layang yaitu sebesar 1,032 mg/g pada konsentrasi 5000 ppm, kecepatan putaran 500 rpm dan waktu kontak selama 30 menit. Kapasitas penyerapan terendah terjadi pada perlakuan konsentrasi 15000 ppm, kecepatan putaran pengadukan 100 rpm selama 10 menit yakni 0,255 mg/g. Berdasarkan uji statistik didapatkan hasil perlaksuan yang paling efektif yaitu pada interaksi antara konsentrasi 5000 ppm dengan waktu kontak 30 menit, karena memiliki kapasitas adsorpsi Cr(VI) yang besar. Saran dari hasil penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan abu layang dalam menyerap ion logam Cr(VI) pada konsentrasi dan kecepatan putaran yang lebih besar, serta pada waktu kontak yang yang lebih lama.