Analisa Kualitas Air Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu (Cromileptes Altivelis) Yang Terindikasi Viral Nerveus Necrosis (VNN)

Main Author: Fachrudin, Faisal Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6655/
Daftar Isi:
  • Kerapu dalam budidayanya memiliki prospek pengembangan yang sangat baik, karena teknik produksi benih secara masal telah dikuasai dan dapat diterapkan di hatchery skala rumah tangga. Permintaan pasar terhadap kerapu terutama dalam keadaan hidup sangat tinggi dan terus meningkat, sementara pemenuhan melalui penangkapan di alam sangat tidak disarankan, karena memiliki banyak resiko yang merugikan diantaranya adalah jumlah tidak kontinyu, ukuran tidak seragam, resiko cacat fisik saat penangkapan dan dampak tertinggi adalah berkurangnya populasi di alam Budidaya kerapu tidak lepas dari faktor penyakit yang dapat menyerang dan menggagalkan hasil budidaya. Salah satu penyakit yang telah dilaporkan oleh peneliti adalah Viral Nervous Necrosis (VNN) yang dapat menyebabkan kematian massal pada ikan kerapu terutama pada stadia larva dan juvenil (Sunaryanto 2001). Penyakit budidaya dapat menyebar melalui banyak perantara seperti air, media pembawa penyakit (produk hasil perikanan) dan pakan pada budidaya. Penyebaran penyakit dapat dicegah dengan mendeteksi media pembawa penyakit yang dilihat dari gejala klinis dan uji Laboratorium. Keberadaan infeksi penyakit dapat dilihat dari antigen yang terdapat pada darah atau organ target yang dituju. . Upaya untuk mendiagnosis keberadaan (VNN) pada ikan kerapu dilakukan secara langsung dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh ikan kerapu. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai analisa kualitas air ikan kerapu sebagai sumber informasi bagaimana kondisi kualitas air keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu yang terinfeksi (VNN) dan bagaimana kerusakan yang terjadi pada organ ikan kerapu yang terinfeksi (VNN). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kualitas air pada keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi Viral Nerveos Necrosis (VNN) yang diperoleh dari keramba jarring apung (KJA) ikan ikan kerapu Sendang biru, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–Juni 2017 di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan dan Bioteknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang dan di Balai Karantuna ikan Juanda, Surabaya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengamatan parameter kualitas air keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi Viral Nerveos Necrosis (VNN). Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan metode survei deskriptif dengan teknik surveillance. Metode survei deskriptif pengambilan sampel yaitu dengan survei langsung ke lapang untuk mencari sampel ikan yang terinfeksi (VNN). Surveillance adalah dasar dari pengendalian infeksi penyakit dan menyediakan informasi kritis penyebaran penyakit dari area baru atau penyakit baru. Pengambilan sampel ikan kerapu dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan rentang waktu satu minggu sekali. Analisa kualitas air yang diukur dalam penelitian ini adalah parameter fisika (suhu dan kecerahan) dan parameter kimia (pH, DO, amonia, CO2, BOD5, COD, nitrat, fosfat, TOM dan Salinitas). Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisa Kualitas Air Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu (Cromileptes altivelis) yang terindikasi Viral Nerveus Necrosis (VNN) dapat diambil kesimpulan pada pengamatan parameter Kualitas Air pada Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu (Cromileptes altivelis) didapatkan hasil pada parameter kualitas air di keramba jaring apung (KJA) memiliki kondisi yang kurang baik, yaitu pada parameter TOM sebesar 70,16-72,048 mg/l, nitrat 0,115- 0,170, dan BOD (Biological oxygen demand) 14,4-18 mg/l yang memiliki nilai melebihi baku mutu kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian diperlukan adanya pengontrolan kualitas air untuk menjaga kualitas air tetap pada kisaran yang baik untuk budidaya ikan kerapu agar tidak terserang penyakit dan perlu adanya penanganan yang baik dalam proses pembesaran ikan kerapu untuk mencegah masuknya virus dalam tubuh ikan kerapu untuk mendapatkan kualitas ikan kerapu yang baik.