Adaptasi Petani Jagung Terhadap Perubahan Iklim Di Desa Pakel, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung
Main Author: | Nindikasari, Dita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6651/ |
Daftar Isi:
- Pemanasan global telah menjadi masalah yang sedang dihadapi oleh seluruh penduduk di dunia. Penyebab utama dari pemanasan global adalah meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari tahun ke tahun. Saat ini, Indonesia disebut sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) ketiga tertinggi di dunia. Hal ini tentu bedampak besar pada Indonesia. Salah satu dampaknya yaitu terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim menimbulkan pengaruh negatif pada sektor-sektor di Indonesia terutama pertanian. Karena adanya perubahan iklim menyebabkan petani tidak lagi bisa menggunakan pengetahuan lokal untuk memprediksi iklim, akibatnya petani salah menentukan strategi waktu tanam. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan menurunnya kualitas, kuantitas hasil produksi terutama tanaman jagung. Bahkan perubahan iklim juga menyebabkan kegagalan panen yang berujung pada menurunnya kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani jagung di Desa Pakel terhadap perubahan iklim, mengkaji strategi adaptasi yang dilakukan petani jagung, mendeskripsikan proses komunikasi petani sehingga petani melakukan adaptasi perubahan iklim dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani jagung dalam melakukan adaptasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pakel, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung selama bulan Mei hingga Juli 2017. Untuk data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi dan membagikan kuesioner langsung pada 44 petani jagung, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, penelitian terdahulu, data BPS, data BMKG, dan sumber-sumber terkait yang relevan. Sebanyak 24 petani jagung mengetahui adanya perubahan iklim, dan sisanya 20 petani tidak mengetahui istilah perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim telah dilakukan oleh petani setempat ada 7 yaitu mengubah waktu tanam, sebanyak 7, sebanyak 24 petani melakukan perubahan varietas tanaman, 25 petani mengubah pola tanam dengan “Dampit”, 44 petani mengubah teknik irigasi dan pengairan, 15 petani mengubah teknik pengolahan tanah, 23 petani mengubah teknik pengendalian OPT dan sebanyak 8 petani mengubah teknik penggunaan pupuk. Proses komunikasi yang terjadi di kalangan petani yaitu, mayoritas petani memperoleh sumber informasi tentang perubahan iklim dari petani lain, pesan yang disampaikan terkait informasi budidaya jagung yang tepat, dampak perubahan iklim dan adaptasi yang tepat. Saluran komunikasi yang digunakan yaitu secara tatap muka atau langsung dan media komunikasi yang digunakan hanya media elektronik saja yaitu televisi, internet dan handphone. Penerima informasi perubahan iklim yaitu petani jagung responden yang terbagi menjadi dua golongan yaitu petani golongan tua dan golongan muda. Efek yang ditimbulkan akibat adanya proses komunikasi penyampaian informasi perubahan iklim yaitu mendorong petani melakukan adaptasi perubahan iklim. viii Faktor yang signifikan mempengaruhi petani dalam menentukan keputusan melakukan perubahan pola tanam “Dampit” yaitu lama pendidikan, jumlah anggota keluarga dan luas lahan. Sedangkan faktor yang tidak signifikan yaitu pengalaman bertani, mata pencaharian lain, farmer-to-farmer, penyuluhan pertanian, informasi perubahan iklim dan akses kredit pertanian.