Persepsi Petani Sayuran Organik Pada Supplier Relationship Management Terhadap Komunitas Brenjonk Di Kabupaten Mojokerto

Main Author: Pradita, Anggoro Putra
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6649/
Daftar Isi:
  • Produk hortikultura merupakan kelompok produk pertanian yang memiliki nilai strategis bagi produsen, pelaku pasar dan konsumen di Indonesia. Aspek pasar produk hortikultura di Indonesia masih bersifat relatif terbuka dengan segmentasi pasar yang luas. Dilihat dari segi pasar domestik , permintaan produk hortikultura cenderung meningkat. Pasar hortikultura di Indonesia sangat besar dengan menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Kondisi tersebut ternyata belum dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperkuat pembangunan subsektor hortikultura (BPS,2015). Selain itu, dengan semakin berkembangnya produk hortikultura di Indonesia, maka semakin berkembang pula pola aturan perkembangan produk dengan menggunakan sertifikat berlabelkan organik. Hal ini dapat memberi nilai lain produk hortikultura di pasar dagang organik seperti keuntungan dalam mendapatkan pengakuan konsumen secara layak di pasar. Berkaitan dengan manajemen rantai pasok hortikultura dilihat dari sudut pandang SRM (Supplier Relationship Management), maka salah satu contoh daerah yang sedang melakukan pengembangan produk hortikultura yaitu Dusun Penanggungan Desa Penanggungan di Kabupaten Mojokerto. Di daerah ini terdapat sebuah perkumpulan petani organik dengan nama Brenjonk dimana kumpulan ini bergerak pada sektor koperasi yang menangani kegiatan pembibitan, produksi dan pengolahan produk organik yang dilakukan dengan membuat gerakan pertanian organik, budidaya pertanian secara ekologis dengan menggunakan pupuk dan pestisida alami. Produk hortikultura yang dihasilkan oleh Brenjonk berasal dari petani yang selanjutnya diserahkan kepada koperasi kemudian dikirimkan ke pihak distributor untuk disalurkan ke pihak peritel. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis Supplier Relationship Management (SRM) menurut persepsi petani sayuran organik ditinjau dari indikator seleksi supplier berkualitas, (2) Menganalisis Supplier Relationship Management (SRM) menurut persepsi petani sayuran organik ditinjau dari indikator integrasi supplier, (3). Menganalisis Supplier Relationship Management (SRM) menurut persepsi petani sayuran organik ditinjau dari indikator efektifitas proses pembelian. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari perusahaan yang terdiri dari: data mengenai gambaran umum perusahaan, data karyawan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain yang tidak diperoleh langsung oleh peneliti, seperti: buku-buku, internet, jurnal, lembaga tertentu, serta literatur-literatur yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani mitra sayuran organik yang bernaung dalam kemitraan di Komunitas Brenjonk, Mojokerto. Metode sampling yang digunakan yaitu vii simple random sampling. Responden yang diambil pada penelitian ini berjumlah 52. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analasis deskriptif statistik. Data diolah dengan menggunakan software Microsoft excel 2010 dan STATA/MP 14.0. Hasil analisis didapatkan bahwa analisis rantai pasok sayuran organik dalam perspektif Supplier Relationship Management yang dilaksanakan di Komunitas Brenjonk Organik, Mojokerto relatif baik. Ini ditunjukan dengan skor total analisis deskriptif persepsi petani mitra terhadap Komunitas Brenjonk. Terdapat 8 indikator untuk menganalisis rantai pasok sayuran organik yang diajukan diantaranya kinerja supplier, proses seleksi supplier, koordinasi dengan supplier, integrasi informasi, hubungan organisasional, penggunaan teknologi dan informasi, efektifitas komunikasi mengenai produksi dan efektifitas administrasi kontrak. Berdasarkan data yang diperoleh diantara kedelapan indikator tersebut 5 diantaranya yaitu kinerja supplier, koordinasi dengan supplier, hubungan organisasional, penggunaan teknologi dan informasi dianggap hal yang sangat penting untuk diketahui, sedangkan 3 indikator yang lain seperti seleksi supplier, integrasi informasi dan efektifitas administrasi kontrak dianggal hal yang penting untuk diketahui.