Pendugaan Nilai Heritabilitas Tujuh Genotipe Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Generasi Ke 2 Hasil Seleksi Galur Murni

Main Author: Ariefa, Astritia Rizky
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6611/
Daftar Isi:
  • Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) termasuk dalam salah satu tanaman hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat. Cabai rawit juga menjadi komoditas yang banyak diminati oleh petani untuk dibudidayakan, melihat dari melonjaknya nilai jual yang sangat tinggi. Meskipun banyak petani yang membudidayakan tanaman cabai rawit, namun hasil produksi yang masih tergolong rendah menjadikan pemenuhan kuota untuk konsumsi masyarakan tidak bisa terpenuhi (Deptan, 2006). Perbaikan genetik merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas. Dari adanya perbaikan genetik diharapkan akan muncul varietas-varietas unggul yang memiliki daya hasil yang tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk mendapatkan karakter-karakter unggul tersebut perlu diketahui tentang penilaian potensi genetik. Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui penilaian heritabilitas. Dengan mengetahui nilai heritabilitas akan didapatkan suatu gambaran mengenai kontribusi genetik dan lingkungan terhadap suatu karakter yang terlihat di lapang (Surapto dan Kairudin, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai heritabilitas dari karakter agronomis pada tujuh genotip cabai rawit (Capsicum frutescens L.) generasi ke 2 hasil seleksi galur murni. Dan untuk memilih genotipe cabai rawit yang memiliki karakter unggul untuk dikembangkan pada tahap berikutnya. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat nilai heritabilitas yang tinggi pada beberapa karakter agronomis tujuh genotipe cabai rawit (Capsicum frutescens L.) generasi ke 2 hasil seleksi galur murni. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2015 berlokasi di lahan pertanian Desa Bunut, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain timbangan analitik, jangka sorong, pelubang mulsa, tali, sprayer, ajir bambu, meteran ukur, cangkul, gunting, alat tulis, dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tujuh genotype cabai rawit hasil seleksi galur penelitian sebelumnya (genotype 1, 2 ,3, 4, 5, 7 dan 8). Bahan lain yang digunakan adalah tanah, pupuk kandang, pupuk NPK mutiara, gandasil D, plastik bibit, mulsa plastik, dan kertas label. Penelitian disusun menggunakan metode Single Plant yaitu dengan menanam tujuh genotipe cabai rawit. Tahap-tahap penelitian meliputi persemaian benih, persiapan lahan, pemupukan pemeliharaan, dan panen. Adapun variabel pengamatan meliputi karakter kuantitatif seperti : tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga pertanaman, jumlah buah total pertanaman, panjang buah, diameter buah, bobot perbuah, bobot buah total, periode panen dan bobot 1000 butir. Dan karakter kualitatif meliputi : warna batang, bentuk batang, bulu pada batang, tipe pertumbuhan, warna daun, bentuk daun, warna benangsari, posisi tangkai bunga, posisi tangkai buah, bentuk buah, bentuk ujung buah dan warna biji. Data kualitatif akan dianalisis menggunakan analisa deskriptif yaitu dengan menampilkan data kualitatif dalam bentuk gambar yang secara visual dapat terlihat keragamannya. Sedangkan i analisis data kuantitatif dilakukan dengan metode statistik meliputi perhitungan rata- rata, varian (ragam), simpangan baku, heritabilitas dan koefisien keragaman (Crowder, 1997). Dari hasil pengamatan diperoleh karakter kualitatif yang masih terdapat keragaman pada beberapa karakter seperti bulu pada batang yang ditemukan memiliki dua tipe yaitu berbulu jarang (genotype 1,3,4,5,7 dan 8) dan berbulu sedang (genotype 2). Terdapat tiga tipe pertumbuhan yaitu tegak (genotipe1), kompak (genotipe 1,2,5 dan 7) dan menyebar (genotipe 3 dan 8). Untuk daun yang teramati pada semua genotipe adalah bulat telur, lanset dan delta, sedangkan untuk warna benangsari yang teramati dari ketujuh genotype adalah putih kebiruan, putih, ungu, dan putih bercak ungu. Terdapat dua macam bentuk buah yang terdapat pada tanaman yang diamati yaitu memanjang dan segitiga. Begitu pula pada ujung buah terdapat dua tipe yaitu berujung runcing dan tumpul. Untuk karakter dengan hasil yang seragam meliputi karakter warna batang hijau, bentuk batang bersudut, warna daun hijau, posisi tangkai bunga tegak, posisi buah tegak dan warna biji yang kuning. Dari hasil analisi karakter kuantitatif yang didapat, terlihat jika nilai duga heritabilitas dari ketujuh genotype diadapatkan nilai heritabilitas yang bervariasi (0,0039 – 0,97) , namun lebih didominasi dengan nilai yang tergolong tinggi. Meskipun pada setiap karakter juga terdapat nilai heritabilitas yang sedang ataupun rendah. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada semua karakter yaitu tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga pertanaman, jumlah buah total pertanaman, panjang buah, diameter buah, bobot perbuah, bobot buah total, periode panen, dan bobot 1000 butir. Dari tujuh genotype yang diuji, terpilih 5 genotipe yaitu genotype 1, genotype 3, genotype 4, genotype 5, dan genotype 8. Pemilihan tanaman yang terseleksi didasarkan pada beberapa faktor yaitu potensi hasil produksi yang tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta kualitas buah yang baik.