Pengaruh Lama Rehidrasi Bubur Instan Labu Kuning Dan Lele Sangkuriang Dengan Penambahan Bifidobacterium Bifidum Dan Lactobacillus Acidophilus Terenkapsulasi Kappa-Iota Karaginan Terhadap Viabilitas Dan Kualitas Bubur
Main Author: | Tambunan, Desy Mutiara Sari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6596/ |
Daftar Isi:
- Bubur merupakan salah satu olahan makanan yang umumnya di konsumsi saat sarapan dikalangan masayrakat sebagai hidangan utama, pembuka ataupun makanan diet, sedangkan bubur yang dibuat dengan cepat atau siap saji yang sering dinamakan bubur instan. Bubur biasanya terbuat dari beras,kacang jihau, kacang merah sebagai sumber karbohidrat, sedangkan untuk penmabahan protein menggunakan susu skim yang juga untuk meningkatkan rasa dan daya terima konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh lama rehidrasi terhadap viabilitas dan kualitas bubur labu kuning (Curcubita moschata) dan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan penambahan Bifidobacterium bifidum dan Lactobacillus acidophilus terenkapsulasi kappa-iota karagenan terhadap viabilitas dan kualitas bubur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Mei 2017 di Laboratorium Pasca Panen Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malang, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan dan Laboratorium Nutrisi dan Biokimia Pakan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan variabel bebas dan variabel terikat. Parameter yang digunakan meilputi viabilitas, kimia (protein, air, lemak, abu, dan karbohidrat) dan organoleptik (rasa, aroma, tekstur dan warna). Berdasarkan hasil penelitiian dari 3 parameter yang diuji diperoleh hasil untuk rerata tertinggi ada pada formulasi A1 dimana perlakuan lama rehidrasi 5 menit terhadap bubur probiotik yang menghasilkan viabilitas dan kandungan gizi tertinggi. Hal ini terkait dengan suhu rehidrasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas dan viabilitas. Parameter utama dari pembuatan bubur instan ini ialah analisa organoleptik yang mana panelis cenderung memilih bubur yang tekstur dan rasa yang baik. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lama rehidrasi yang berbeda terhadap bubur instan memberikan pengaruh nyata dari segi uji viabilitas, analisa kimiawi terutama protein, lemak dan karbohidrat serta terkait daya terima konsumen terutama rasa dan tekstur terhadap bubur instan labu kuning dan ikan lele berprobiotik