Komposisi Hasil Tangkapan Longline Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur

Main Author: Andari, Ani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6558/
Daftar Isi:
  • Longline adalah alat tangkapan yang terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch line), mata pancing dan kili-kili. Longline mudah dioperasikan dan selektif untuk menangkap ikan dasar dengan hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tinggi sehingga cukup potensial untuk dikembangkan. Longline merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan di PPN Prigi, namun data mengenai hasil tangkapan longline sangat kurang sehingga diperlukan penelitian mengenai komposisi hasil tangkapan longline untuk informasi dan mengetahui mengenai hasil tangkapan utama (target) dan sampingan (non target) dan mengetahui stok ikan hasil tangkapan longline. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan longline antar kapal dan perbulan, mengetahui hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan, dan mengetahui variasi spesies hasil tangkapan longline antar kapal dan antar bulan. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek pada Januari-Maret 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data penelitian berasal dari data primer yaitu spesies hasil tangkapan dari nelayan yang kemudian ditimbang berat dan dihitung jumlah per ekor dan selanjutnya dianalisis pada Microsoft Excel dan SPSS dengan uji Kruskall Wallis. Data sekunder berupa data letak geografis, alat tangkap dan kapal. Komposisi hasil tangkapan longline dari 6 kapal yaitu kapal Bolang 36,8% dengan hasil tangkapan dominan kakap merah; kapal CJM dengan hasil tangkapan dominan hiu 75%; kapal hikmah hasil tangkapan dominan kakap merah 22,4%; kapal kolomonggo hasil tangkapan dominan kuwe gerong 17,7%; kapal NN hasil tangkapan dominan pari minyak 27,3% dan kapal Sinar Mas dengan hasil tangkapan dominan kuwe gerong 24,5%. Komposisi pada bulan Januari hasil tangkapan dominan kerapu 11,6%; bulan Februari hasil tangkapan dominan kakap 9,8% dan bulan pada bulan maret hasil tangkapan dominan kuwe 78.6%. Proporsi hasil tangkapan utama sebanyak 67,5% terdiri dari ikan kakap merah, kuwe, kuwe gerong, kakap dan kerapu. Sedangkapan proporsi hasil tangkapan sampingan 32,5% terdiri dari ikan bandeng curut, barakuda, belut laut, hiu, manyung, lemadang dan pari. Status konservasi ikan hasil tangkapan longline mengacu pada IUCN yaitu dalam kategori vulnerable adalah pari babi dan pari gitar; kategori near threatened adalah hiu, cucut, tenggiri dan bandeng curut; kategori least concern adalah kuwe gerong, kuwe lemadang, kerapu dan kakap; kategori not evaluated adalah pari minyak dan pari macan.