Persepsi Dan Keputusan Petani Terhadap Adopsi Inovasi Teknologi Persemaian Tertutup Di Kelompok Tani Bina Makmur, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang
Main Author: | Yafi, Ghazy Haidar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6481/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan UU RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan ayat 28 menyebutkan bahwa masalah pangan adalah keadaan kekurangan, kelebihan, dan/atau ketidakmampuan perseorangan atau rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan dan keamanan pangan. Indonesia yang sementara memperbaiki tatanan ekonominya dan berusaha keluar dari terpaaan krisis ekonomi sejak tahun 1997, bekerja keras untuk kembali bangkit dari berbagai persoalan tersebut. Belum saja persoalan ekonomi dan politik terselesaikan, muncul lagi persoalan baru berupa krisis kelangkaan pangan. Dalam ayat 29 pada UU RI No. 18 Tahun 2012 menyebutkan bahwa krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik social, termasuk akibat perang. Ketika kelangkaan pangan ini tidak menemukan solusi, maka hal tersebut tentunya berimbas pada pembanganun bangsa kedepannya. Masalahnya kemudian adalah ketika kecukupan pangan ini tidak menjadi sebuah jaminan atas ketersediaan pangan secara terus-menerus oleh tiap-tiap Negara yang ada di dunia. Perkembangan pangan beberapa tahun terakhir ini mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan. Kecukupan pangan sedikit demi sedikit mulai terkuras hingga pada akhirnya menjadi krisis pangan ada di depan mata. Negara-negara yang tadinya pengekspor pangan kini mulai berbalik sebagai pengimpor pangan. Kabupaten Malang secara demografi terbagi menjadi 33 kecamatan (12 kelurahan dan 378 desa). Ditinjau dari potensi sumberdaya alam, Kabupaten Malang cukup potensial untuk pengembangan tanaman pangan seperti padi, palawija dan holtikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman hias serta biofarmaka atau toga) serta pada beberapa daerah lain juga dikembangkan tanaman perkebunan (tebu, kopi, nilam dan kakao). Kelompok tani Bina Makmur merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Dusun Segaran Desa Kendal Payak Kecamatan Pakis Haji Kabupaten Malang yang paling tersentuh teknologi, di mulai dari pola tanam jajar legowo, penangkalan hama tikus dengan burung hantu, teknologi singgang,dan persemaian tertutup. Persemaian tertutup merupakan persemaian yang di tutup oleh sesuatu. Dalam pengaplikasian teknologi persemaian tertutup, petani sudah mencoba banyak penutup untuk menentukan penutup yang mana yang terbaik bagi tanaman. Percobaan di awali oleh salah satu petani yang di berikan ilmu oleh temannya yang bekerja dalam kebun percobaan di mojokerto. Pada akhirnya petani sudah mendapatkan yang terbaik dan diikuti oleh para petani yang lainnya. Untuk meningkatkan laju produktivitas padi perlu adanya terobosan teknologi karena peningkatan produktivitas padi merupakan faktor utama bagi peningkatan ii produksi beras nasional. Salah satu terobosan teknologi yang dilakukan di kelompok tani Bina Makmur yaitu teknologi persemaian tertutup. Penelitian ini bertujuan untuk: a). Mendeskripsikan inovasi teknologi persemaian tertutup. b). Mendeskripsikan persepsi teknologi persemaian tertutup. c). Mendeskripsikan pengambilan keputusan teknologi persemaian tertutup. Jenis dan desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan purposive atau sengaja, yaitu di dusun Segaran Desa Kendal Payak Kecamatan Pakis Haji Kabupaten Malang. Pada penelitian ini, sampel yang diambil untuk dijadikan responden menggunakan teknik sensus dimana seluruh populasi diambil secara keseluruhan. Responden dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani "Bina Makmur", Dusun Segaran, Desa Kendal Payak, Kecamatan Pakis Haji, Kab. Malang yang jumlah anggotanya yang aktif adalah 26 orang. Pemilihan responden ini karena kelompok tani ini menggunakan teknologi persemaian tertutup dalam bertani padi. Hasil penelitian menunjukkan potensi kontak tani sebagai penyuluh swadaya belum memenuhi syarat umum, hanya dua katagori yang belum tertenuhi. Namun dua katagori tersebut dapat terjadi jika saja kontak tani memenuhinya. Untuk syarat khusus, kontak tani sudah memenuhi semuanya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi acuan atau standarisasi petani atau pelaku utama dan usaha bisa dikatakan sebagai penyuluh swadaya. Kelompok tani Bina Makmur menjadi salah satu percontohan mengenai teknologi persemaian tertutup terkhusus di Kabupaten Malang. Pada awalnya kelompok tani ini tidak menggunakan persemaian tertutup dan mengalami kegagalan dalam persemaian. Musuh utama kelompok tani Bina Makmur adalah tikus. Dengan adanya persemaian tertutup, tikus menjadi terkecoh dan tidak bisa masuk kepersemaian dan menjadikan pertimbangan untuk menggunakan persemaian tertutup. Persemaian yang dilakukan secara tertutup maupun terbuka sebenarnya sama saja. Hanya saja persemaian dengan sistem tertutup memiliki manfaat yang lebih banyak disbanding dengan sistem terbuka. Hal ini sudah dirasakan oleh kelompok tani Bina Makmur. Tingkat adopsi teknologi persemaian tertutup termasuk katagori sedang, yakni 65,38% petani responden. Sifat sifat inovasi dalam teknologi persemaian tertutup secara keseluruhan memiliki nilai positif (katagori tinggi) yang mana dapat diartikan bahwasanya petani memiliki persepsi yang baik terhadap inovasi teknologi persemaian tertutup. Dalam upaya penerapan teknologi persemaian tertutup, petani innovator sudah memberikan contoh dan membimbing petani dalam penerapan teknologi persemaian tertutup. Dengan adanya inovasi yang menguntungkan dalam berusaha tani padi, Dinas Pertanian, BPP serta yang lainnya diharap membantu dalam pengadaan kegiatan tersebut serta menyebarkan kepada petani lain yang berusaha tani padi agar manfaat inovasi tersebut dapat dirasakan oleh semua petani. Dengan di bantunya oleh lembaga pertanian, maka adopsi sebuah inovasi akan semakin mudah diterapkan. Berdasarkan teori, jenis pengambilan keputusan inovasi teknologi persemaian tertutup yaitu keputusan gabungan. Hal ini dikarenakan kelompok tani Bina Makmur dalam mencapai keputusan membutuhkan waktu yang agak lama. Akan tetapi, keputusan yang diambil menjadi lebih baik, karena dalam iii pengambilan keputusan ini, mengikut sertakan spesialis atau ahli dalam inovasi. Berdasarkan lingkungannya, keputusan inovasi teknologi persemaian tertutup termasuk pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Ketika kondisi ini, pengambilan keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Seperti yang terjadi dalam penelitian, kelompok tani Bina Makmur sudah ,mengetahui apa yang akan terjadi di massa yang akan datang, karena jika tidak menggunakan persemaian tertutup, maka hama tikus dan penyakit akan merusak pertumbuhan persemaian padi. Keputusan yang diambil ini juga menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertutentu dimassa akan datang dijamin terjadi.