Pengaruh Pemberian Biourine Sapi Dan Pupuk Dasar Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) Varietas Grobogan

Main Author: Putri, Ponco Nurmi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6391/
Daftar Isi:
  • Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani. Kandungan gizi kedelai dalam 100 g yaitu 331.0 kkal kalori, 34.9 g protein, 18.1 g lemak, 34.8 g karbohidrat, 4.2 g serat, 227.0 mg kalsium, 585.0 mg fosfor, 8.0 mg besi, dan 1.0 mg vitamin B1 (Bakhtiar et al., 2014). Di Jawa Timur kebutuhan kedelai mengalami peningkatan, tetapi produksi kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya. Menurunnya areal tanam kedelai sebagai akibat rendahnya partisipasi petani dalam menaman kedelai, karena budidaya kedelai yang diusahakan tidak memberi keuntungan yang layak kepada petani. Hal tersebut, karena terbatasnya ketersediaan teknologi dan rendahnya adopsi teknologi di tingkat petani serta rendahnya tingkat harga yang diterima, sehingga menurunnya nilai tukar petani. Salah satu faktor penting dalam budidaya yang menunjang keberhasilan hidup tanaman adalah masalah pemupukan. Penggunaan pupuk anorganik (kimia sintetis) dalam jangka panjang secara terus menerus dan tidak terkendali akan berdampak buruk pada kesuburan tanah dan lingkungan di sekitar daerah pertanian. Urine sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Selama ini urine sapi dibuang karena kotor juga berbau busuk, dan ternyata urine sapi memiliki manfaat menjadi pupuk cair bagi tanaman. Berdasarkan permasalahan tersebut, untuk memperbaiki kesuburan tanah dan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik perlu dilakukan penambahan pupuk organik cair dengan menggunakan urine sapi untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merril) varietas Grobogan. Penelitian dilaksanakan di lahan UPT Pengembangan Benih Palawija Jl. Raya Randuagung No. 120 A, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. pada bulan Maret sampai dengan Juni 2017. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, papan penanda, meteran, gembor, ember plastik, timbangan, penggaris, timbangan digital, dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain Kedelai varietas grobogan, biourine, pupuk dasar N dalam bentuk urea 50 Kg/Ha, P dalam bentuk SP36 100 Kg/Ha, dan K dalam bentuk KCl 75 Kg/Ha. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 kombinasi perlakuan antara lain yaitu : Perlakuan 1 : Tanpa Biourine dan Tanpa pupuk dasar, Perlakuan 2 : Konsentrasi 200 ml Biourine + 1 dosis pupuk dasar, Perlakuan 3 : Konsentrasi 400 ml Biourine + 1 dosis pupuk dasar, Perlakuan 4 : Konsentrasi 600 ml Biourine + 1 dosis pupuk dasar, Perlakuan 5 : Konsentrasi 200 ml Biourine + 1⁄2 dosis pupuk dasar, Perlakuan 6 : Konsentrasi 400 ml Biourine + 1⁄2 dosis pupuk dasar, Perlakuan 7 : Konsentrasi 600 ml Biourine + 1⁄2 dosis pupuk dasar. Perlakuan tersebut diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 28 petak pengamatan. Pengamatan dilakukan pada 14 hst, 24 hst, 34 hst, 44 hst, dan 54 hst meliputi pengamatan non destruktif yaitu tinggi tanaman kedelai, jumlah daun kedelai, dan jumlah cabang kedelai, pengamatan destruktif meliputi jumlah bintil akar. Sedangkan parameter hasil meliputi jumlah buku subur per tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, hasil per tanaman, dan bobot 1000 biji. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis keragaman (Anova) dan selanjutnya untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan Uji BNT pada taraf 5%. Pemberian Biourine Sapi dengan Konsentrasi 600 ml/l + 100% dosis anjuran pupuk dasar (P4) mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah daun, jumlah buku subur, jumlah polong total, jumlah polong isi, berat biji per tanaman, bobot 100 biji, dan hasil panen per hektar. Pemberian biourine sapi dan dosis anjuran pupuk dasar tidak memberikan perngaruh nyata pada seluruh umur pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman. Pada pengamatan jumlah daun pada umur 14, 24, dan 34 hst tidak memberikan pengaruh yang nyata tetapi memberikan pengaruh yang nyata pada umur 44 dan 54 hst. Sedangkan untuk pengamatan hasil panen mencapai 3,08 ton/ha pada pemberian biourine 600 ml/l + 100% dosis anjuran pupuk dasar (P4) lebih tinggi dari rata-rata hasil varietas Grobogan sebesar 2,77 ton/ha tetapi belum mencapai potensi hasil sebesar 3,40 ton/ha.