Analisis Rantai Nilai Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing Ukm Olahan Buah Mangga Di Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Purwanti, Eka Diah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6372/ |
Daftar Isi:
- Rantai nilai (value chain) merupakan suatu pengelolaan dimana usaha dilihat sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan (Pearce dan Robinson, 2008). Rantai nilai secara nyata semakin diakui dan memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan terutama bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Rantai nilai pada UKM dijadikan sebagai pertimbangan strategis untuk mencapai keunggulan bersaing. Sehingga UKM dapat menjawab tantangan terberat dalam pengembangannya di era perdagangan bebas saat ini yaitu persaingan bisnis yang semakin ketat. UKM menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Setiap sektor UKM harus memiliki keunggulan bersaing yang memberikan value bagi konsumen. UKM Olahan Buah Mangga merupakan sebuah Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo yang bergerak dalam bidang industri pengolahan buah mangga. UKM Olahan Buah Mangga mengalami berbagai macam kendala di dalam aktivitas perusahaan, sehingga menyebabkan UKM tidak mengalami kemajuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan keunggulan bersaing UKM Olahan Buah Mangga dengan cara menganalisis aktivitas rantai nilai, menghitung nilai tambah, dan kelayakan usaha. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan di daerah penelitian. Analisis faktor internal dan pemetaan rantai nilai menggunakan teknik analisis rantai nilai untuk mengetahui aktivitas yang potensial sehingga dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing. Selain itu juga digunakan analisis secara kuantitatif yaitu analisis nilai tambah untuk mengetahui besarnya nilai tambah sirup dan manisan buah mangga, serta analisis kelayakan usaha untuk mengetahui layak tidaknya usaha olahan buah mangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas rantai nilai yang memiliki skor tertinggi adalah aktivitas pemasaran dan penjualan yaitu sebesar 0,33 untuk aktivitas primer dan aktivitas pengembangan teknologi dengan skor 0,35 untuk aktivitas sekunder. Sedangkan aktivitas rantai nilai yang memiliki skor terendah adalah aktivitas pelayanan dengan skor sebesar 0,21 untuk aktivitas primer dan aktivitas infrastruktur perusahaan dengan skor sebesar 0,24 untuk aktivitas sekunder. Alat analisis selanjutnya yaitu analisis nilai tambah. Nilai tambah yang dihasilkan oleh produk sirup dan manisan buah mangga adalah Rp 82.050,00/kg buah mangga atau 53,70% dari nilai produksi, artinya sirup dan manisan buah mangga memiliki nilai tambah tinggi. Upah tenaga kerja sebesar Rp 3.750,00/kg dan keuntungan yang didapat sebesar Rp 78.300,00/kg. Analisis yang terakhir yaitu analisis kelayakan usaha yang menggunakan BEP dan R/C rasio. Berdasarkan perhitungan BEP produksi dan BEP harga menunjukkan bahwa untuk mencapai titik impas, jumlah produksi sirup dan manisan buah mangga ii minimal yang harus dihasilkan oleh UKM adalah sebanyak 617,45 kemasan dan harga perkemasan minimal Rp 5.900,12 agar tidak rugi dan tidak memperoleh keuntungan. Perhitungan R/C rasio dari usaha olahan buah mangga adalah sebesar 2,02. Nilai R/C rasio yang melebihi nilai satu menunjukkan bahwa usaha olahan buah mangga layak untuk dijalankan. Nilai R/C rasio tersebut dapat diartikan bahwa setiap pengeluaran Rp 1,00 akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 2,02. Saran untuk penelitian ini yaitu UKM Olahan Buah Mangga sebaiknya menerapkan fungsi manajemen pengawasan pada aktivitas primer dan sekunder. Manajemen pengawasan tersebut berupa pengawasan produksi terhadap produk yang dikerjakan sehingga produk akan sesuai dengan keinginan pemesan, baik mengenai bentuk, jenis, dan kualitasnya. Bagi pelaku UKM sebaiknya lebih mengefisienkan biaya produksi dan memperbanyak pengetahuan tentang usaha yang dijalankan. Selain itu, dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan SDM dapat ditempuh melalui peningkatan keterampilan manajemen bisnis bagi pengelola UKM Olahan Buah Mangga. Bagi pemerintah sebaiknya aktif dalam memberikan penyuluhan serta menyediakan fasilitas permodalan yang mudah dan murah pembiayaannya.