Persilangan Beberapa Varietas Padi Gogo Dan Padi Sawah (Oryza sativa L.) Untuk Menghasilkan F1

Main Author: Yanuar, Aninda Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6349/
Daftar Isi:
  • Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang menjadi komoditas penting di Indonesia. Permintaan terhadap ketersediaan padi sangat tinggi namun tidak diikuti dengan jumlah produksi yang tinggi pula. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkurangnya luas lahan pertanian terutama lahan sawah. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2015, luas lahan sawah di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingan tahun 2012. Penurunan luas lahan sawah ini dapat diatasi dengan upaya penggunaan lahan sub-optimal seperti lahan kering. Salah satu sifat unggul yang ada pada beberapa varietas padi saat ini adalah sifat tahan pada kondisi lahan kering, misalnya varietas–varietas padi gogo. Namun produktivitas padi gogo masih tergolong rendah jika dibandingkan padi sawah. Untuk itu dibutuhkan suatu upaya dalam memperbaiki sifat tanaman agar tanaman dapat tumbuh pada kondisi lahan kering dan berproduksi tinggi. Pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki sifat tanaman, sehingga diperoleh tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tetuanya, salah satunya yaitu dengan persilangan. Persilangan antara padi gogo dan padi sawah diharapkan dapat menghasilkan benih F1. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah yang berlokasi di Jalan Hamid Rusdi Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2017. Koordinat lahan penelitian adalah 8011’37,72’’ LS 112041’36,11’’ BT dan berada pada ketinggian ± 375 mdpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pinset, jarum, gunting kecil, kaca pembesar, kamera, sabit, cangkul, jangka sorong, timbangan analitik, dan alat tulis. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Towuti sebagai tetua betina, padi sawah varietas Ciherang, dan Cibogo sebagai tetua jantan. Sedangkan bahan lainnya adalah glacyne bags (kantong plastik), kertas label, papan nama, alkohol 70 %, pupuk Urea, pupuk SP36, dan pupuk KCl. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan persilangan pada padi gogo dengan padi sawah untuk menghasilkan F1. Persilangan dilakukan dengan menggunakan 4 varietas sehingga terdapat 4 set persilangan. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif dan kualitatif. Pada pengamatan karakter kuantitatif dilakukan pengamatan pada keberhasilan persilangan (%), masa pengisian bulir (hari), panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm). Data karakter kuantitatif yang didapatkan dari hasil pengamatan dianalisis dengan uji-t tidak berpasangan (t-student unpaired) taraf 5%. Pengamatan dilakukan pada 10 butir beras yang dipilih secara acak dari benih F1 pada setiap ii set persilangan dan benih hasil tanaman tetua (kontrol) yang terdiri dari 2 varietas padi gogo dan 2 varietas padi sawah. Pada karakter kualitatif dilakukan pengamatan pada warna kulit ari beras dan bentuk beras pecah kulit. Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan analisis deskriptif, yakni dengan menampilkan data kualitatif benih dari setiap set persilangan (F1) dan dari hasil tanaman tetua secara visual. Pada karakter kuantitatif, karakter keberhasilan persilangan dan masa pengisian bulir di uji dengan data dari set persilangan yang berbeda. Sedangkan pada karakter panjang beras pecah kulit (mm) dan lebar beras pecah kulit (mm) yang diperoleh tidak hanya di uji dengan data dari set persilangan yang berbeda, tetapi juga di uji dengan data yang diperoleh dari tanaman tetua (kontrol). Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa keberhasilan persilangan, masa pengisian bulir padi, panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm) memberikan pengaruh tidak nyata pada set persilangan yang berbeda. Sedangkan analisis uji-t yang dilakukan pada hasil persilangan dan pada tanaman tetua menunjukkan pengaruh nyata pada panjang beras pecah kulit dan lebar beras pecah kulit (mm). Pengamatan karakter kualitatif dilakukan pada warna kulit ari beras dan bentuk beras pecah kulit. Pengamatan dilakukan pada 10 benih yang dipilih secara acak dari benih F1 pada setiap set persilangan dan dari tanaman tetua (kontrol). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa warna kulit ari beras benih F1 pada setiap set persilangan adalah coklat muda. Sedangkan pada benih tanaman tetua, warna kulit ari beras adalah putih. Karakter bentuk beras pecah kulit ditentukan dengan cara membandingkankan panjang beras pecah kulit (mm) dan lebar beras pecah kulit (mm). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, menunjukkan bahwa bentuk beras pecah kulit (F1) pada setiap set persilangan yang berbeda adalah ramping. Sedangkan bentuk beras pecah kulit pada benih hasil tanaman tetua menunjukkan hasil yang berbeda. Bentuk beras pecah kulit pada tanaman tetua padi gogo adalah ramping sedangkan pada padi sawah adalah sedang.