Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Mangrove Ceriops Decandra Dengan Variasi Pelarut

Main Author: Adhim, Fauzan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6346/
Daftar Isi:
  • Ceriops decandra merupakan spesies mangrove memiliki nama lokal bido-bido, kulit batang Ceriops decandra mengandung zat ekstrak senyawa bioaktif yang terkandung dalam spesies ini meliputi alkoloid, flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin yang dapat memiliki manfaat antioksidan. Senyawa bioaktif tersebut dapat diperoleh melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut dan metode ekstraksi tertentu. N-Heksan dipilih sebagai pelarut non polar, etil asetat dipilih karena bersifat semi polar dan metanol bersifat polar. Senyawa fenolik seperti flavonoid pada tanaman dapat membawa fungsi antioksidan dalam sel tanaman. Aktivitas Antioksidan suatu ekstrak tanaman dapat diuji dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan parameter hasil uji berupa nilai IC50. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak dari kulit batang mangrove Ceriops decandra dengan hasil ekstraksi menggunakan jenis pelarut berbeda (metanol, etil asetat dan n-heksan) dan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut (metanol, etil asetat dan n-heksan) terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang mangrove Ceriops decandra. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Febuari 2017, di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan dan Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawaijaya Malang serta Laboratorium Pusat Penelitian Kimia di Lembaga Ilmu dan Pengkajian Ilmiah, Serpong. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kulit batang mangrove Ceriops decandra dipreparasi sampel Ceriops decandra dicuci dengan air, setelah itu dilanjutkan dengan proses pengecilan ukuran dengan menggunakan pisau ataupun gunting untuk memisahkan batang dengan kulitnya kemudian sampel dikeringkan (sinar matahari) selama 3-7 hari, lalu sampel kering dilanjutkan dengan proses penghalusan menggunakan blender dan disaring dengan ayakan 60 mesh didapatkan bahan baku serbuk halus dari kulit batang Ceriops decandra. Serbuk tersebut diekstraksi seacara maserasi bertingkat dengan pelarut non polar (n-heksan), semipolar (etil asetat) dan polar (etanol). Perbandingan sampel dengan pelarut saat maserasi yaitu 1:2, 1:3 dan 1:4 (b/v) dengan waktu maserasi tiap pelakuan 24 jam pada suhu ruang. Filtrat hasil maserasi dievaporasi suhu 450C hingga menjadi ekstrak kental dan kemudian dilanjutkan dengan penguapan sisa pelarut pada ekstrak dengan gas nitrogen.kemudian dilaukan perhitungan % rendemen setelah itu ekstrak dengan nilai % rendemen tertinggi diuji lanjut uji kadar air dengan metode oven kering. Kemudian dilakukan uji fitokimia yang bersifat kualitatif yaitu uji alkoloid menggunakan pereaksi mayer,Uji flavonoid menggunakan pereaksi etanol, serbuk Mg dan HCl. Selain itu dilakukan uji tanin menggunakan pereaksi FeCl3, Uji triterpenoid menggunakan pereaksi asam sulfat, serta uji saponin menggunakan metode Forth. Ekstrak kemudian diuji total fenol secara kuantitatif menggunakan metode folinciocalteu. Setelah itu ekstrak di uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, ekstrak dibuat dalam beberapa konsentrasi antara lain 200, 100, 50, 25, 12,5 dan 0 ppm dengan parameter uji berupa nilai IC50. Nilai IC50 dianalisa sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit batang Ceriops decandra. Ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan paling kuat (nilai IC50 terendah) di identifikasi senyawa bioaktifnya dengan uji LC-MS. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa perbandingan sampel dengan pelarut 1:4 kulit batang mangrove Ceriops decandra yang dimaserasi secara bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol memiliki nilai rata-rata persen rendemen tertinggi yaitu pelarut n-heksan 2,645%, etil asetat 5,266% dan metanol 12,238%. Pada hasil uji fitokimia yang terkandung pada ekstrak kulit batang Ceriops decandra ekstrak n-heksan kulit batang Ceriops decandra positif mengandung senyawa flavonoid dan saponin lemah. Perlakuan ekstrak etil asetat kulit batang Ceriops decandra positif mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin sedang. Sedangkan pada perlakuan ekstrak metanol kulit batang Ceriops decandra positif mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin kuat, serta triterpenoid dan alkoloid lemah. Nilai kadar air nilai rata-rata kadar air ekstrak n-heksan sebesar 10,688%, ekstrak etil asetat sebesar 10,988% dan metanol sebesar 11,162%. Pada uji total fenol, ekstrak metanol kulit batang memiliki nilai total fenol tertinggi sebesar 442,482 mgGAE/100g, sedangkan kandungan total fenol yang terendah adalah pada ekstrak pelarut n-heksan sebesar 378,748 mgGAE/100g sampel. Adapun nilai total fenol dengan pelarut etil asetat sebesar 407,190 mgGAE/100g. Pada uji aktivitas antioksidan didapatkan nilai IC50 terendah (aktivitas antioksidannya paling kuat) yaitu pada ekstrak mrtanol kulit batang yaitu pelarut n-heksan sebesar 121,640 ppm, etil asetat sebesar 108,847 ppm dan metanol sebesar 99,276 ppm. Ekstrak metanol kulit batang sebagai ekstrak yang memiliki nilai IC50 terendah (aktivitas antioksidan paling kuat) di uji LC-MS dan teridentifikasi mengandung senyawa berberin dan coumarin.