Uji Toksisitas Glifosat Terhadap Kelainan Morfologi Dan Fisiologi Organ Embrio Zebrafish (Brachydanio Rerio)
Main Author: | Dewayani, Dian Hapsari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6331/ |
Daftar Isi:
- Lingkungan perairan seringkali menjadi tempat pembuangan akhir bahan-bahan pencemaran yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, pertanian dan kegiatan manusia lainnya. Pestisida merupakan bahan kimia yang sering digunakan sebagai pengontrol organisme yang tidak diinginkan dalam sektor pertanian dan perkebunan. Zebrafish (Brachydanio rerio) merupakan model vertebrata dalam studi perkembangan neurotoksisitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April 2017 di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang, yang bertujuan mempelajari perkembangan embrio zebrafish (Brachydanio rerio) setelah pemaparan herbisida dengan bahan aktif glifosat, serta mengetahui organ embrio ikan zebra dan kelainan utama yang disebabkan oleh paparan glifosat. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan tahapan mengacu pada OECD (2013) yang meliputi pemeliharaan hewan uji, pemijahan telur, kultur embrio, pembuatan konsentrasi perlakuan, perkembangan abnormal (malformasi), pengukuran daya tetas (hatching rate), pengamatan frekuensi denyut jantung (heart rate), dan pengukuran parameter kualitas air. Hasil analisa probit nilai LC50 glifosat adalah 11,00 mg/l dari konsentrasi glifosat 2,5 mg/L, 6,25 mg/L, 15,62 mg/L, dan 39,03 mg/L. Kematian dan malformasi embrio ikan zebra meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi dan waktu paparan. Paparan glifosat menyebabkan penghambatan proses menetas. Data kualitas air suhu rata-rata 28 0C, pH berkisar 6,68 – 7,40 sedangkan DO berkisar antara 3,17 – 4,04 mg/l. Nilai hasil uji toksisitas LC50 dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam menentukan batas dosis penggunaan herbisida dengan bahan aktif glifosat. Embrio zebrafish (Brachydanio rerio) dapat dijadikan organ biomarker terhadap pencemaran herbisida karena semakin tinggi konsentrasi herbisida di perairan dapat menyebabkan semakin tingginya kerusakan atau malformasi organ embrio yang dapat berakibat pada kematian ikan.