Hubungan Antara Gaji Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Produksi Pada Koperasi Serba Usaha Brosem, Batu

Main Author: Simanullang, Novita S.
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6260/
Daftar Isi:
  • Kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dibutuhkan untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Sumber daya manusia merupakan aset penting perusahaan sehingga perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusia yang dapat menciptakan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas bagi perusahaan. Tujuan seseorang bekerja adalah memperoleh penghasilan untuk memenuhi keperluan hidupnya. Seseorang bekerja adalah untuk memeperoleh penghasilan sehingga kebutuhan dan keinginannya dapat direalisasikan. Peningkatan kinerja karyawan tidak hanya dapat dilakukan melalui pemberian gaji sesuai dengan kebutuhan karyawan, lingkungan kerja sebagai lokasi karyawan melakukan pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja. Memperhatikan faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tidak harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, seorang manajer dalam koperasi sebagai salah satu usaha masyarakat kalangan menengah perlu memperhatikan faktor kinerja karyawan. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Koperasi Serba Usaha Bromo Semeru (KSU Brosem) merupakan sejenis usaha menengah yang bergerak di bidang agroindustri sari apel di Batu. KSU Brosem memiliki sumber daya pada kegiatan produksi yang dilakukan yaitu karyawan produksi. Untuk meningkatkan kinerja karyawan produksi KSU Brosem, manajer perlu mengetahui hubungan gaji dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2017. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 15 responden dan merupakan karyawan tetap bagian produksi KSU Brosem yang ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara sensus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan korelasi rank spearman. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden di daerah penelitian dan nilai rata-rata skor jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan. Analisis korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan gaji dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan produksi KSU Brosem. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa karyawan produksi didominasi oleh perempuan dan sudah bekerja diatas 5 (lima) tahun. Item pernyataan yang memiliki nilai raya-rata tertinggi adalah gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan produksi. Indikator pada variabel lingkungan kerja yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah indikator non-fisik, artinya indikator lingkungan non-fisik lebih baik dibandingkan indikator fisik. Hasil analisis korelasi rank spearman pertama menunjukkan bahwa gaji mempunyai hubungan positif dan searah dengan kinerja karyawan dengan nilai korelasi 0,581 pada signifikansi 0,03 dan kekuatan hubungan adalah sedang. Kedua, hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa lingkungan iii kerja mempunyai hubungan positif dan searah dengan kinerja karyawan dengan nilai korelasi 0,742 pada signifikansi 0,02 dan kekuatan hubungan adalah kuat. Hasil analisis tersebut perlu diperhatikan oleh KSU Brosem bahwa faktor dominan yang mempunyai hubungan paling kuat dengan kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Oleh sebab itu, faktor lingkungan kerja perlu diperhatikan untuk semakin meningkatkan kinerja karyawan, seperti tata letak yang dipakai oleh karyawan karena karyawan memberikan nilai rata-rata terendah pada faktor tersebut. Dapat diperbaiki dengan memperluas area produksi sebagai tempat penyimpanan peralatan packaging dan mempermudah pergerakan karyawan dalam bekerja. Untuk meningkatkan kinerja karyawan produksi KSU Brosem, ada baiknya manajer memberikan gaji bonusan atau reward yang mempunyai nilai lebih unggul dibandingkan dengan karyawan lain. Nilai ungggul tersebut dapat dilihat dari keterampilan lebih cepat dan dalam melakukan pengemasan serta keterampilan dalam memperbaiki mesin produksi seperti sealer yang macet.