Strategi Capacity Building (Studi Pada Analis Kepegawaian Di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Batu)

Main Author: Al Imanah, Wulan Suci
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6237/
Daftar Isi:
  • Analis kepegawaian berdasarkan PER/36/M.PAN/11/2006 yang diperbaharui dengan Perka BKN No. 7 Th. 2015 merupakan jabatan fungsional yang terhimpun dalam rumpun jabatan manajemen yang mengemban amanah dalam melakukan kegiatan analisa manajemen PNS dan pengembangan sistem manajemen PNS. Jabatan analis kepegawaian mutlak memiliki peran yang dibutuhkan dalam menjamin profesionalisme PNS pada setiap instansi pemerintah. Melalui upaya dan strategi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), analis kepegawaian mendapat fasilitas dalam capacity building (pembangunan kapasitas). Sejalan dengan itu, pentingya pembangunan kapasitas yang ditujukan pada analis juga di dukung oleh peraturan pemerintah mengenai manajemen PNS yang menuntut PNS tidak terlepas juga pada seorang analis untuk mendapatkan hak mengembangkan kompetensi agar mampu menunjang profesinya. Batu merupakan kota madya yang memiliki jumlah analis kepegawaian terbesar di Jawa Timur. Gap yang nampak dalam penelitian ini selain pada pentingnya sebuah strategi capacity building juga dilihat dari persepsi kapasitas dalam aspek formasi jabatan yang mengalami permasalahan tumpang tindih dan kesesuaian antara kebutuhan jabatan dengan beban kerja yang dicapai analis. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan pembatasan fokus yang mengacu pada hasil riset lapangan yang dikorelasikan dan dianalisa sesuai dengan teori-teori pendukung mengenai strategi capacity building pada sumber daya manusia. Fokus tersebut diantaranya ialah a) pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang meliputi kapasitas analis dalam 1. pendidikan yang didapatkan secara formal, 2. diklat fungsional dan sejenis, 3. pembinaan, 4. penguasaan IPTEK, b) Etika kerja, c) formasi berdasarkan kesesuaian dan kebutuhan, d) komunikasi, serta faktor pendukung dan penghambat yang di analisa berdasarkan cerita yang disampaikan oleh informan. Data peneliti peroleh melalui wawancara dan dokumentasi lapangan. Analisis data yang digunakan ialah analis data menurut pendapat Cresswell. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat strategi capacity building yang digerakkan oleh BKPSDM sebagai intansi yang menaungi analis, serta inisiatif yang solid antar analis untuk saling membangun kapasitasnya. Walaupun perlu adanya dukungan strategi yang lebih inovatif dari BKPSDM untuk pengembangan kompetensi analis, karena yang selama ini dijalankan hanya terpaku pada pakem yang diatur dalam peraturan pemerintah. Selain itu, perlu adanya kombinasi strategi yang selalu responsif untuk mengakomodir kebutuhan analis dalam kegiatan pembinaan analis kepegawaian.