Analisis Efisiensi Tata Letak Proses Produksi Pabrik Pengolahan Kakao (Studi Kasus: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Kabupaten Jember)
Main Author: | Maulana, Kevin Yusuf |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6214/ |
Daftar Isi:
- Sektor industri di Indonesia pada saat ini masuk dalam era perkembangan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang industri tentunya diikuti dengan persaingan antar industri yang ada, sehingga hanya perusahaan yang mempunyai daya saing tingi yang dapat bertahan. Hal tersebut dapat dicapai melalui peningkatan mutu, produktifitas, serta efisiensi. Pengaturan tata letak merupakan salah satu alternatif cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan tingkat efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan. Pengaturan tata letak yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan diantaranya meminimalkan biaya perpindahan bahan, meminimalkan jarak perpindahan bahan, serta menjadikan aliran proses produksi menjadi lancar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi produksi serta meminimalkan jarak material handling dengan membuat alternatif tata letak baru sehingga nantinya proses produksi berjalan lebih efisien. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni melalui proses wawancara, observasi, serta dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis line balancing dan metode algoritma CRAFT. Hasil dari penelitian ini yaitu tingkat efisiensi produksi pada proses produksi cokelat bubuk sebesar 90,3% dengan pembagian stasiun kerja sebanyak 3 stasiun. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi melalui analisis line balancing sudah mencapai angka yang lumayan baik/efisien. Hasil dari analisis pembuatan tata letak baru menggunakan metode konvensional diperoleh 1 alternatif tata letak usulan yang lebih efisien, sedangkan melalui hasil analisis algoritma CRAFT didapatkan hasil 2 alternatif tata letak baru yang lebih efisien. Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa melalui analisis line balancing dapat diketahui bahwa tingkat kelancaran produksi yaitu sebesar 90,3% dengan pembagian 3 stasiun kerja dan melalui pembuatan tata letak baru terbukti lebih efisien dari pada tata letak awal dikarenakan adanya jarak penanganan bahan yang lebih kecil dari tata letak awal, serta biaya perpindahan bahan yang juga lebih kecil dibandingkan dengan tata letak awal.