Biologi Tungau Laba-Laba Merah Tetranychus sp. Pada Tanaman Kedelai Dan Buncis
Main Author: | Mayangsari, Patrica Fitri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6196/ |
Daftar Isi:
- Tungau laba-laba merah (TLM) merupakan salah satu tungau fitofag yang dapat hidup hampir pada setiap jenis tanaman pangan, dan sering menimbulkan kerusakan parah, sehingga menyebabkan kematian tanaman. Di Indonesia juga dijumpai menyerang tanaman kedelai. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami bisa lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan pestisida. Pengendalian TLM dengan cara biologi memerlukan jumlah musuh alami yang cukup banyak. Dalam perbanyakan musuh alami khususnya tungau predator, penyediaan mangsa perlu diadakan. Salah satu mangsa tungau predator yaitu TLM. Penelitian tentang biologi TLM pada tanaman kedelai Varietas Wilis dan buncis Varietas Panah belum diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui fase tanaman kedelai Varietas Wilis dan buncis Varietas Panah yang sesuai bagi perkembangan pradewasa dan imago TLM. Pada penelitian ini digunakan daun tanaman kedelai Varietas Wilis dan buncis Varietas Panah fase V1, V2, dan V3 sebagai pakan TLM. Fase V1 adalah daun tanaman yang berumur satu minggu, V2 adalah fase daun tanaman yang berumur dua minggu, dan V3 adalah fase daun yang berumur tiga minggu. Dalam mendukung keberhasilan program pengendalian TLM, diperlukan pemahaman tentang biologi dan sejarah hidup TLM pada tanaman inang. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Januari 2013 sampai April 2014. TLM diambil dari tanaman ubi kayu yang tumbuh di lapang. Pada penelitian ini digunakan daun tanaman kedelai Varietas Wilis dan buncis Varietas Panah fase V1, V2, dan V3 sebagai pakan TLM. Fase V1 adalah daun tanaman yang berumur satu minggu, V2 adalah fase daun tanaman yang berumur dua minggu, dan V3 adalah fase daun yang berumur tiga minggu. Pengamatan biologi TLM pada kedelai dan buncis meliputi studi pradewasa, studi keperidian, studi perbandingan kelamin dan studi lama hidup jantan TLM. Trikoma merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan TLM. Perhitungan jumlah trikoma dilakukan pada setiap fase tanaman kedelai dan buncis. Penelitian biologi ini diulang sebanyak 5 kali. Data biologi TLM hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf kesalahan 5%. Sedangkan perhitungan trikoma menggunakan analisis uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biologi TLM pada tanaman buncis dan kedelai tidak berbeda. Faktor fisik daun yaitu perbedaan jumlah trikoma daun kedelai dan buncis berpegaruh sama terhadap biologi TLM. Kandungan protein, karbohidrat dan air pada daun kedelai lebih tinggi dibandingkan daun buncis juga berpengaruh sama terhadap biologi tungau TLM.