Pendugaan Kualitas Air Untuk Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria Verrucosa Dengan Penanaman Berbeda Di Tambak Polikultur Desa Kupang, Sidoarjo
Main Author: | Lestariaji, Chandika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6185/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara maritim yang tidak bisa lepas dari budaya perikanan. Tambak Polikultur merupakan metode budidaya yang digunakan untuk pemeliharaan lebih dari satu komoditas dalam satu lahan. Salah satu komoditas yang dapat dipelihara secara polikultur adalah Rumput Laut (Gracilaria verrucosa). Manajemen kualitas air memegang peran yang sangat penting pada keberhasilan budidaya perairan. Selain itu, Keberhasilan budidaya rumput laut sangat tergantung pada teknik budidaya yaitu metode penanaman yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas air untuk pertumbuhan Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) di tambak polikultur dan mengetahui metode yang efektif untuk pertumbuhan Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) antara metode longline dan tebar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dan parameter kualitas air yang diukur adalah Parameter Fisika (Suhu dan Kecerahan), parameter kimia (pH, saliitas, Do, CO2, nitrat, fosfat dan alkalinitas) dan parameter biologi (kelimpahan fitoplankton). Penelitian ini dilakukan selama 7 minggu dimulai dai minggu ke-0 hingga ke 6. Pengukuran kualitas air maupun penimbangan berat rumput laut dilakukan setiap satu minggu sekali. Sedangkan berat awal untuk rumput laut baik metode longline maupun metode tebar adalah 100 gram. Kegiatan penelitian ini di laksanakan di Tambak CV. Sumber Mulyo Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo dan Laboratorium Hidrologi Universitas Brawijaya, Malang pada Bulan Maret-April 2017. Hasil laju pertumbuhan spesifik (SGR) Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) yaitu >2% yang berarti sudah menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hasil perbandingan laju pertumbuhan spesifik antara metode longline dan metode tebar diperoleh nilai t-hitung 4,3 dan t-tabel selang kepercayaan 95% yaitu 1,657, maka t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan kata lain laju pertumbuhan spesifik rumput laut (Gracilaria verrucosa) antara metode longline dan tebar berbeda. Berdasarkan hasil menunjukan bahwa metode longline memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan metode tebar. Sedangkan kualitas air meliputi suhu, kecerahan, DO, nitrat dan ortofosfat paling berpengaruh untuk pertumbuhan rumput laut. Berdasarkan uji korelasi kecrahan, nitrat dan ortofosfat, berkorelasi sangat erat terhadap rumput laut, sedangkan suhu, DO, CO2, berkorelasi erat terhadap rumput laut dan keeratan hubungan dari kelimpahan plankton dan rumput laut tergolong cukup erat. Saran dari penelitian ini yaitu Untuk budidaya rumput laut (Gracilaria verrucosa) pada tambak polikultur diupayakan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas air yang lebih optimal untuk kesuburan perairan sehingga pertumbuhan dari rumput laut (Gracilaria verrucosa) dapat lebih meningkat lagi.