Efektifitas Pemberian Bahan Biogeotekstil Terhadap Keragaman Mikoriza Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kentang Di Andisols, Batu

Main Author: Boechori, Muhammad Iqbal
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6184/
Daftar Isi:
  • Bumiaji, Kota Batu merupakan sentra tanaman kentang yang berpotensi terjadi erosi. Perlu adanya teknik konservasi untuk mengurangi masalah tersebut, salah satu upaya yakni menggunakan mulsa berbahan biogeotekstil. Biogeotekstil ini merupakan bahan penutup tanah untuk mengurangi terjadinya erosi, menambah masukan bahan organik, dan menjaga kestabilan suhu serta kembaban tanah. Mikoriza didefinisikan sebagai asosiasi simbiosis penting antara jamur (khusus untuk jamur yang hidup di tanah dan tanaman) dan akar (substrat organ-yang terkait dengan akar) dari tanaman hidup, yang terutama berfungsi untuk memindahkan unsur hara dari tanah ke tanaman. Upaya peningkatan jumlah dan keragaman mikoriza sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan budidaya tanaman. Fokus penelitian ini ditujukan untuk mempelajari terjadinya erosi yang dapat berpengaruh pada sistem budidaya kentang dan dampaknya terhadap keragaman mikoriza. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 hingga bulan Mei 2016 dan dilaksanakan di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Alat yang digunakan antara lain cangkul, cetok, tugal, bingkai besi ukuran 50 x 50 x 10 cm, jangka sorong, dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan antara lain bibit kentang varietas Granola, biogeotekstil yang terdiri dari 3 jenis geotekstil (nylon, polypropylene, dan daun mendong) dan 7 jenis bahan mulsa (jerani padi, alang-alang, daun tebu, daun pinus, rumput gajah, daun kaliandra, dan Chromolaena odorata), pupuk dan bahan kimia lainnya untuk analisis tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor yang diuji yaitu (1) macam bahan geotekstil sedangkan faktor (2) jenis bahan mulsa, secara keseluruhan diperoleh 24 kombinasi dengan 3 ulangan. Dosis mulsa organik yang diberikan tiap perlakuan setara dengan 10 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan pengaplikasian biogeotekstil berpengaruh nyata terhadap keragaman dan populasi mikoriza, biogeotekstil mampu meningkatkan keragaman mikoriza 2 hingga 3 kali spora dan populasi mikoriza 2 kali, jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol (NK, PK, dan MK). Spora mikoriza pada kelerengan 5o yang sering ditemukan bergenus Acaulospora sp, Entropspora sp, Azygospora sp, dan Glomus sp. Mikoriza tersebut ditemukan berukuran 3 hingga 45 μm dan berwarna coklat kemerahan hingga hitam. Mikoriza dapat memberikan infeksi terhadap akar tanaman kentang 2 kali lipat dibandingkan tanpa mikoriza. Perlakuan biogeotekstil berupa polyprohilene chromolaena (PC) merupakan perlakuan terbaik untuk penikatan spora mikoriza dan infeksi akar. Perlakuan nylon kaliandra (NKa) memberikan hasil tertinggi pada nilai C-organik tanah. C-organik tersebut dapat berperan meningkatkan aktifitas dari mikoriza dan menambah unsur hara tanah. Perlakuan Biogeotekstil dapat meningkatkan diameter umbi 43%, jumlah umbi 67% dan berat umbi kentang 2 kali lipat disbanding perlakuan tanpa mulsa organik (NK, PK, dan MK). Perlakuan mendong rumput gajah (MG) menunjukkan produksi kentang tertinggi yaitu sebesar 31,41 t ha-1.