Pengaruh Residu Biochar Tongkol Jagung Diperkaya Amonium Sulfat Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah, Serapan N Dan Produksi Padi (Oryza sativa.L) Pada Tekstur Tanah Berbeda
Main Author: | Sayani, Erni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6180/ |
Daftar Isi:
- Padi merupakan tanaman sumber makanan pokok penduduk Indonesia. Dari data BPS (2016), produksi padi tahun 2015 75,36 juta ton meningkat 6,37% dibandingkan tahun 2014. Peningkatan ini diharapkan agar tetap dapat dipertahankan, namun terdapat permasalahan pada daya dukung tanah seperti tekstur. Tanah bertekstur pasir memiliki kemampuan rendah dalam menahan air, menyebabkan tanaman kekurangan air, laju penyerapan hara rendah dan pertumbuhan tanaman tidak normal. Pada terasering bawah dengan tekstur lempung berpasir produksi padi sawah 4,81 t/ha, sedangkan tekstur berlempung 6,88t/ha (Ardi et al.,2017). Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pengaplikasian biochar, namun pemberian biochar saja tidak cukup, maka dilakukan pengayaan dengan amonium sulfat. Pada musim tanam pertama pemberian biochar tongkol jagung diperkaya amonium sulfat pada tekstur lempung diketahui masih menyisakan unsur hara dalam bentuk N total dan bahan organik dengan nilai BO pada tekstur lempung berpasir, lempung dan liat secara berurut 1,92%, 2,27% dan 2,63%, N-total memiliki nilai secara berurut 0,084, 0,108 dan 0,11 (Zuhdi, 2017) yang dapat digunakan untuk dilakukannya penanaman musim kedua berupa residu biochar tongkol jagung diperkaya amonium sulfat pada tekstur tanah berbeda terhadap sifat kimia, serapan N dan produksi padi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Pertanian Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, pada Februari-Agustus 2017. Rancangan penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) menggunakan 2 faktor, faktor pertama residu biochar, faktor kedua tekstur tanah. Terdapat 9 perlakuan yaitu P1(tekstur lempung berpasir tanpa biochar), BTP (lempung berpasir+residu biochar), BAL(lempung berpasir+residu biochar+amonium), D1(tekstur lempung tanpa biochar), BTD(lempung+residu biochar) BAD(lempung+residu biochar+amonium), L1(tekstur liat tanpa biochar), BTL (liat+residu biochar), BAL(liat+residu biochar+amonium) setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, dengan parameter pengamata pH, bahan organik, KTK, N-total, serapan N, tinggi tanaman, jumlah malai, berat segar dan berat kering gabah. Data dianalisis dengan Anova 5% bila beda nyata diuji dengan BNT, dilanjutkan uji korelasi dan regresi dengan aplikasi DSAASTAT. Hasil penelitian menunjukkan residu biochar amonium sulfat tidak berpengaruh nyata terhadap nilai BO dan serapan N, namun berpengaruh nyata pada tekstur, selanjutnya kedua faktor tidak berpengaruh nyata pada terhadap N total. Pada nilai BO terdapat selisih lebih rendah antara tekstur liat sebesar 8,6% pada tekstur lempung dan 29,6% pada lempung berpasir, kemudian pada nilai serapan N secara berturut-turut dengan selisih lebih rendah 21,2% dan 43% terhadap tekstur liat. Namun residu biochar dan tekstur memiliki pengaruh yang ii nyata terhadap pH dan berat kering gabah, dimana pada residu biochar diperkaya amonium sulfat memiliki pH 6,26 selisih yang lebih rendah 2,5% pada tanpa pemberian biochar, kemudian pada berat kering gabah memiliki berat kering gabah 11,43 g/tanaman dengan selisih lebih rendah 32% pada tanpa biochar dan 13,7% dengan reisdu biochar tanpa amonium sulfat, selanjutnya pada nilai KTK residu biochar dan tekstur memiliki interaksi yang nyata.