Proses Inovasi Layanan Kesehatan Melalui Program Gerakan Pengentasan Gizi Buruk (Gentasibu) di Kabupaten Nganjuk

Main Author: Nurrahma, Ghina
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6172/
Daftar Isi:
  • Program Gerakan Pengentasan Gizi Buruk (Gentasibu) adalah salah satu program unggulan Kabupaten Nganjuk yang dilaksanakan diseluruh kecamatan, salah satunya di terapkan di Puskesmas Induk Kecamatan Nganjuk yang bertujuan meningkatkan kualiatas pelayanan kesehatan bagi penderita gizi buruk anak balita di Kecamatan Nganjuk. Inovasi pelayanan yang diberikan yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT), obat-obatan, vitamin dan pendampingan terhadap orangtua balita penderita gizi buruk. Dalam jangka pendek program ini diharapkan membantu masyarakat yang memiliki anak penderita gizi buruk agar dapat disembuhkan, sedangkan dalam jangka panjang Gentasibu merupakan investasi sumber daya manusia agar generasi berikutnya tidak ada lagi kasus anak balita yang menderita gizi buruk. Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis proses inovasi layanan Gentasibu di Puskesmas Nganjuk. Wawancara dilakukan kepada Ketua Pelaksana Gentasibu di Puskesmas Nganjuk, dan orangtua anak balita penderita gizi buruk. Teknik analisis ekplanasi dari Yin (2009) untuk analisis proses inovasi layanan kesehatan anak balita penderita gizi buruk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses inovasi Gentasibu mulai dari identifikasi masalah di Puskesmas Nganjuk, munculnya ide program Gentasibu untuk mengatasi masalah kesehatan gizi buruk di Puskesmas Nganjuk, mengembangkan proposal untuk dijadikan rencana kerja pada Puskesmas Nganjuk, pelaksanaan inovasi Gentasibu di Puskesmas Nganjuk, evaluasi inovasi Gentasibu di Puskesmas Nganjuk, dan yang terakhir adalah menyebarluaskan inovasi Gentasibu di Puskesmas Nganjuk. Melalui data yang diperoleh peneliti dalam proses inovasi Gentasibu masih ditemukanya banyak permasalahan sehingga program Gentasibu belum efektif. Saran pertama penelitian ini ditujukan kepada Kepala Puskesmas Nganjuk agar tenaga ahli gizi di Puskesmas Nganjuk ditambah. Kedua, kepada ketua pelaksana Gentasibu di Puskesmas Nganjuk untuk membuat jadwal pelaksanaan Gentasibu dengan tanggal yang tetap. Ketiga, untuk pihak Puskesmas Nganjuk agar memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang lebih intensif yaitu seminggu 2 kali. Keempat, kepada Tim Gentasibu Puskesmas Nganjuk untuk memberikan pendampingan kepada orangtua balita dalam meningkatkan kepekaan akan pentingnya gizi pada anak balita minimal 2 minggu sekali. Kelima, kepada kader untuk meningkatkan keharmonisan kepada orangtua balita agar dapat berkomunikasi dengan baik sehingga orantua dan balita pada pelaksanaan Gentasibu dapat dipastikan kehadiranya.