Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Dan Jarak Tanam Pada Pertumbuhan Dan Hasil Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq)

Main Author: Maulana, Riskan Servira
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6127/
Daftar Isi:
  • Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) adalah tanaman terna tahunan yang dapat dimanfaatkan daun, batang dan rantingnya (herba bagian pucuk) sebagai obat herbal seperti mengobati infeksi ginjal, radang ginjal, infeksi kandung kemih, diuretik, dan lainnya. Potensi permintaan kumis kucing dalam negeri masih sangat besar mencapai 20 ton tahun 2005. Kumis kucing umumnya ditanam dari stek batang. Akar yang tumbuh dari stek batang adalah akar serabut yang membutuhkan media tanam yang gembur seperti pupuk organik. Pupuk kandang ayam yang mampu memperbaiki sifat fisik tanah dan memiliki kandungan unsur hara N dan P yang tinggi. Kumis kucing merupakan tanaman yang tumbuh tegak dan bercabang. Cara panen kumis kucing dengan cara pangkas menyebabkan percabangan, pelebaran tajuk dan shading. Pengaturan jarak tanam perlu dilakukan sehingga menyediakan ruang yang cukup antar tanaman dan tidak terjadi shading. Maka dilakukan penelitian kaitan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil optimal pada tanaman kumis kucing. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2017 berlokasi di Dadaprejo, Junrejo, Batu dengan ketinggian tempat ialah ± 800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 24o C dan curah hujan 200 – 280 mm per bulan. Penelitian dirancang acak kelompok secara faktorial. Terdapat 8 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan, meliputi jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 5 ton ha-1 (J1D1), 10 t ha-1 (J1D2), 15 t ha-1 (J1D3), dan 20 t ha-1 (J1D4), serta jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan dosis 5 t ha-1 (J2D1), 10 t ha-1 (J2D2), 15 t ha-1 (J2D3), dan 20 t ha-1 (J2D4). Pertumbuhan optimal kumis kucing pada jarak tanam 30 cm x 30 cm dihasilkan dengan penambahan pupuk kandang ayam 15 t ha-1, sedangkan jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan pupuk kandang ayam 10 t ha-1. Pada panen I, jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering kumis kucing yang optimal sebesar 2,33 t ha-1 dan jarak 40 cm x 40 cm dengan dosis 20 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering optimal sebesar 2,13 t ha-1. Pada panen II, jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering kumis kucing yang optimal sebesar 5,47 t ha-1, sedangkan jarak 40 cm x 40 cm dengan dosis 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering kumis kucing optimal sebesar 5,09 t ha-1. Jarak tanam 30 cm x 30 cm dan 40 cm x 40 cm dengan penambahan pupuk kandang ayam 11,9 t ha-1 mampu menghasilkan akumulasi berat kering total (panen I dan II) sama sebesar 7,10 t ha-1 dengan persamaan y = -0,0167x2 + 0,6528x + 1,7054 dan y = -0,0086x2 + 0,3163x + 4,5634. Kombinasi perlakuan dengan R/C ratio tertinggi layak untuk diterapkan. Ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, penanaman jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis 15 t ha-1 memiliki R/C ratio tertinggi sebesar 2,96 sedangkan penanaman jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan dosis 10 t ha-1 memiliki R/C ratio tertinggi sebesar 3,10.