Pengaruh Dosis Dan Sumber Bahan Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) Varietas KD4
Main Author: | Guntoro, Andi Yuono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/6113/ |
Daftar Isi:
- Indonesia perlu menggali dan mengembangkan bermacam jenis tanaman potensial yang dapat mendukung ketahanan pangan melalui program diversifikasi pangan. Salah satu yang menjadi bahan alternatif dalam diversifikasi pangan adalah sorgum (Sorghum bicolor L.). Selain sebagai sumber karbohidrat, sorgum memiliki kandungan protein, kalsium dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras dan jagung, sehingga tanaman sorgum sangat potensial sebagai bahan pangan utama selain beras (Dicko et al., 2006). Penurunan produktifitas lahan pada masa kini diduga diakibatkan dari penerapan sistem budidaya tanaman yang tidak rasional seperti penggunaan pupuk kimia dan pemberian pestisida yang berlebihan. Pemanfaatan bahan organik ialah salah satu langkah yang dapat dilakukan guna memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk tumbuh dan berkembangbiak tanpa adanya penambahan unsur dari luar atau anorganik dan dapat membantu memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh dosis dan sumber bahan organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum dan menentukan dosis dan sumber bahan organik yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum.Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2016 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat tulis, gunting, timbangan analitik, meteran, lux meter, leaf area meter (LAM), oven, cangkul, dan kamera. Bahan yang digunakan berupa benih sorgum varietas KD4, blotong, kompos UB, dan kotoran sapi. Rancangan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak terbagi (RPT) dengan sumber bahan organik (B) sebagai petak utama dan dosis (D) sebagai anak petak. Dari kedua perlakuan tersebut didapatkan 9 kombinasi perlakuan sebagai berikut: (B1D1) blotong 125% (23,39 ton ha-1); (B1D2) blotong 100% (18,70 ton ha-1); (B1D3) blotong 75% (14,04 ton ha-1); (B2D1) kompos UB 125% (23,39 ton ha-1); (B2D2) kompos UB 100% (18,70 ton ha-1); (B2D3) kompos UB 75% (14,04 ton ha-1); (B3D1) kotoran sapi 125% (23,39 ton ha-1); (B3D2) kotoran sapi 100% (18,70 ton ha-1); (B3D3) kotoran sapi 75% (14,04 ton ha-1). Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 20 hst, 40 hst, 60 hst, 80 hst dan pada saat panen. Variabel tanaman yang diamati meliputi komponen pertumbuhan dan hasil, komponen panen. Analisa penunjang meliputi analisis tanah dan analisis 3 macam bahan organik. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% dan apabila terjadi interaksi dan pengaruh nyata dilanjutkan ii dengan antar perlakuan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara macam dan dosis bahan organik. Interaksi terjadi pada parameter pertumbuhan yaitu jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman. Penggunaan bahan organik yang bersumber dari kandang sapi dengan dosis 125 %, mengahasilkan jumlah daun yang lebih banyak 6,00% jika dibandingkan dengan bahan organik yang bersumber dari kompos UB. Aplikasi bahan organik yang bersumber dari blotong dengan dosis 125 %, menghasilkan luas daun yang paling luas 30,68% dan 18,35% jika dibandingkan dengan bahan organik yang bersumber dari kompos UB dan kandang sapi. Aplikasi bahan organik yang bersumber dari blotong dengan dosis 125 % menghasilkan bobot segar total tanaman yang paling berat 22,03% dan 16,37% jika dibandingkan dengan bahan organik yang bersumber dari kompos UB dan kandang sapi. Sedangkan pada komponen hasil, tidak terjadi interaksi maupun pengaruh nyata. Hal ini sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor pada saat penelitian yaitu faktor lingkungan, faktor genetik dan manajemen. Untuk faktor manajemen terlihat bahwa dengan penaikan jumlah dosis 25 % tidak memberikan pengaruh terhadap komponen hasil, begitu pula dengan pengggunaan bahan organik yang bersumber dari blotong, kompos UB dan kandang sapi juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komponen hasil. Pertumbuhan tanaman sorgum varietas KD4 yang paling baik, didapatkan pada pengaplikasian dosis 125% untuk semua jenis bahan organik.