Kualitas Pelayanan Cetak Tiket Mandiri di Stasiun Besar Madiun

Main Author: Pratama, Lutfi Nugroho
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6088/
Daftar Isi:
  • Salah satu penyelenggaran pelayanan publik di Indonesia ialah penyediaan model transportasi. Transportasi merupakan pendukung setiap kegiatan manusia yang terkait mobilisasi barang maupun manusia dalam kehidupan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Salah satu terobosan layanan PT KAI (Persero) adalah fasilitas Cetak Tiket Mandiri (CTM). Fasilitas CTM berfungsi untuk mencetak tiket bagi calon penumpang tanpa harus antri di loket stasiun KA. Calon penumpang yang telah melakukan transaksi pembelian tiket melalui channel yang bekerja sama dengan PT KAI (Persero) dan telah memperoleh kode booking dapat menukarnya dengan tiket secara mandiri melalui mesin CTM. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP VII Stasiun Besar Madiun pada layanan fasilitas mesin Cetak Tiket Mandiri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan fasilitas mesin CTM pada PT. KAI (Persero) DAOP VII Stasiun Besar Madiun serta faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Analisis menggunakan lima prinsip kualitas pelayanan menurut Islamy yaitu : (1) Prinsip Aksesbilitas; (2) Prinsip Kontinuitas; (3) Prinsip Teknikalitas; (4) Prinsip Profitabilitas; (5) Prinsip Akuntabilitas. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fasilitas mesin CTM PT. KAI Persero Daop VII madiun sudah dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari (1) Prinsip Aksesbilitas Sistem pelayanan mudah dan akses yang mudah serta sarana dan prasarana yang memadai. (2)Prinsip Kontinuitas Persyaratan dan prosedur sudah cukup mudah karena mereka tidak perlu waktu lama untuk mengantri, jadwal penyelesaian untuk mendapatkan tiket kereta api mereka dapatkan dengan kurun waktu hanya sekitar 3-5 menit. (3) Prinsip Teknikalitas pegawai yang bertugas memiliki pembekalan dan kompetensi yang cukup untuk terjun melayani masyarakat. (4) Prinsip Profitabilitas terbebani oleh sejumlah biaya dari biaya tiket yang ditetapkan pengguna harus melakukan pengulangan proses untuk mendapatkan kode booking dan data baru. (5) Prinsip Akuntabilitas kurangnya bentuk sosialisasi kepada Masyarakat.