Eksplorasi Dan Uji Potensi Jamur Sebagai Bioremediator Residu Fungisida Berbahan Aktif Klorotalonil Secara In Vitro

Main Author: Ardiansyah, Amrisal
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6066/1/Amrisal%20Ardiansyah.pdf
http://repository.ub.ac.id/6066/
Daftar Isi:
  • Dalam menjalankan usaha di sektor pertanian mengalami berbagai masalah, salah satunya adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Kondisi iklim saat ini yang cenderung tidak stabil menyebabkan serangan hama dan penyakit sulit terkendali. Pengendalian OPT yang banyak digunakan oleh petani adalah menggunakan pestisida. Salah satu pestisida yang digunakan adalah pestisida berbahan aktif klorotalonil. Petani cenderung melebihkan konsentrasi dan dosis yang dianjurkan dalam menggunakan pestisida, sehingga menyebabkan residu pada tanah. Perlu adanya suatu teknologi dalam menanggulangi masalah residu yaitu bioremediasi. Bioremediasi merupakan teknologi menggunakan kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi atau memecah molekul pestisida yang tertinggal di dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji jamur yang ditemukan pada tanah yang tercemar residu fungisida berbahan aktif klorotalonil dan potensi jamur-jamur tersebut sebagai bioremediator fungisida berbahan aktif klorotalonil. Penelitian ini dilaksanankan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, pada bulan Desember 2016 hingga Juni 2017. Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu eksplorasi jamur tanah yang mengandung fungisida klorotalonil dan isolasi jamur patogen Alternaria porri yang digunakan sebagai indikator pada uji degradasi. Setelah dilakukan eksplorasi dan isolasi, kemudian dilakukan pemurnian jamur untuk mendapatkan koloni yang murni dan diidentifikasi hingga tingkat genus. Jamur-jamur yang telah diidentifikasi kemudian disimpan menjadi stock culture. Selanjutnya larutan stok fungisida dibuat dan digunakan pada uji adaptasi jamur tanah hasil eksplorasi dan uji degradasi terhadap fungisida klotalonil. Uji adaptasi terbagi menjadi dua, yaitu uji adaptasi jamur uniseluler (khamir) dan jamur multiseluler. Uji adaptasi khamir menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, yaitu hasil eksplorasi khamir (4 isolat) sebagai faktor pertama dan berbagai konsentrasi fungisida, yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10 kali konsentrasi anjuran sebagai faktor kedua. Uji adaptasi jamur multiseluler menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan berbagai konsentrasi fungisida karena hanya ditemukan 1 isolat dan sebagai kontrol tanpa menambahkan fungisida. Parameter yang diamati adalah jumlah koloni tunggal untuk khamir dan panjang diameter pertumbuhan untuk jamur multiseluler. Setelah melakukan uji adaptasi, kemudian dilakukan uji degradasi dengan mengamati pertumbuhan diameter A. porri sebagai indikator adanya pemecahan molekul dari klorotalonil. Pada uji degradasi menggunakan dua macam kontrol, yaitu kontrol positif dan negatif. Kontrol positif yaitu media cair yang ditambahkan fungisida sesuai dengan konsentrasi anjuran namun tanpa penambahan jamur-jamur hasil eksplorasi. Sedangkan kontrol negatif yaitu media cair tanpa pemberian fungisida maupun jamur-jamur hasil eksplorasi dari tanah. Hasil isolasi jamur dari tanah yang mengandung residu fungisida klorotalonil ditemukan empat isolat khamir, yaitu Pichia sp., Candida sp., Rhodotorula sp., dan Cryptococcus sp. dan satu isolat jamur multiseluler yaitu Mortierella sp. Khamir Pichia sp. mampu bertahan hingga konsentrasi 4 kali, Rhodotorula sp. 6 kali, sedangkan Candida sp., Cryptococcus sp. dan Mortierella vii vii sp. masing-masing mampu bertahan hingga 10 kali konsentrasi anjuran dari fungisida klorotalonil. Pada pengujian degradasi, rerata diameter A. porri paling pendek adalah pada kontrol positif (4 cm) dan yang paling panjang pada kontrol negatif (6,37 cm). Pada pengujian dengan menggunakan Pichia sp., rerata panjang diameter A. porri paling panjang (6,2 cm) dibandingkan dengan perlakuan Rhodotorula sp. (5,20 cm), Candida sp. (4,80 cm), Mortierella sp. (4,67 cm) dan Cryptococcus sp. (4,53 cm). Hal ini berarti Pichia sp. mampu mendegradasi fungisida klorotalonil karena pada analisis statistika, rerata panjang diameter A. porri tidak berbeda nyata dengan kontrol negatif. Khamir Pichia sp. memiliki potensi sebagai bioremediator paling besar dibandingkan dengan jamur-jamur lain yang ditemukan karena mampu mengurangi daya toksisitas fungisida berbahan aktif klorotalonil yang ditandai dengan jamur patogen A. porri masih mampu untuk tumbuh optimal jika dibandingkan dengan kontrol.