Implementasi Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Perkotaan Kepanjen (Studi Pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Cipta Karya Kabupaten Malang)

Main Author: Pujiati, Astri Dewi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/6029/
Daftar Isi:
  • Program pengelolaan RTH merupakan program pembangunan Kabupaten Malang yang secara konseptual terintegrasi dengan amanat yang tertuang pada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Secara teknis, program tersebut diimplementasikan pada Kawasan Perkotaan Kepanjen untuk meningkatkan ketersediaan RTH di kawasan tersebut. Namun, hingga kini ketersediaan RTH pada Kawasan Perkotaan Kepanjen masih belum ideal. Dalam hal ini tentu muncul kesenjangan dimana selama 10 tahun kebijakan tersebut diundangkan pada tahun 2007, prosentase RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen masih belum mencapai angka 30 %. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan dibatasi oleh dua fokus penelitian yaitu (1) Implementasi program pengelolaan RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen; (2) Faktor pendukung dan penghambat implementasi program pengelolaan RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen. Metode analisis data yang digunakan adalah model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program pengelolaan RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen memiliki sejumlah kekurangan pada tahapan pengorganisasian dan aplikasi. Kekurangan tersebut seperti pengaturan terhadap pembagian tugas dan koordinasi yang kurang tegas, keterbatasan sumber daya yang digunakan, kurangnya kegiatan di dalam proses penyusunan kerangka acuan program dan pelaksanaannya yang terkendala dari segi waktu. Selain itu, implementasi program pengelolaan RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat dan pendukung. Adapun, faktor pendukungnya yaitu adanya peraturan daerah tentang rencana detail tata ruang untuk kawasan perkotaan kepanjen yang di dalamnya telah ditetapkan zona RTH serta adanya partisipasi dari masyarakat sekitar dalam pengelolaan RTH. Sedangkan, faktor penghambatnya yaitu keterbatasan pada sumber daya yang digunakan seperti jumlah personil di lapangan, besaran anggaran serta ketersediaan lahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa secara keseluruhan implementasi program pengelolaan RTH di Kawasan Perkotaan Kepanjen dapat dikatakan belum berjalan dengan baik sebab terdapat beberapa kekurangan dibeberapa tahapannya. Oleh sebab itu, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu perlu menyusun dokumen khusus tentang pelaksanaan program pengelolaan RTH yang memuat pembagian tugas dan koordinasi untuk para pihak yang terlibat. Menambah jumlah personil di lapangan, bekerja sama dengan pihak swasta dan melakukan terobosan dengan mewajibkan setiap bangunan melakukan tamanisasi hingga membuat aturan yang tegas tentang pemanfaatan ruang berupa lahan, sehingga ketersediaan sumber daya yang digunakan dapat lebih memadai.