Pendugaan Pencemaran Air Berdasarkan Indeks Saprobik Di Sungai Kalimas Kota Surabaya, Jawa Timur
Main Author: | Ardhiani, Riris Aleyda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5977/ |
Daftar Isi:
- Pemerintah Kota Surabaya mengakui bahwa kandungan COD dan BOD di perairan Sungai Kalimas masih tinggi. Sebanyak 85 persen pencemaran Kali Mas berasal dari limbah domestik, sedangkan 15 persen sisanya berasal dari limbah industri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai indeks saprobik dari Sungai Kalimas serta menentukan tingkat pencemaran sungai berdasarkan nilai indeks saprobik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2017. Pengambilan sampel air dan makrozoobentos dilakukan di empat stasiun di sepanjang aliran Sungai Kalimas, Kota Surabaya dengan 3 (tiga) kali ulangan selama 3 minggu. Sampel diambil antara pukul 10.00 – 14.00 WIB. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air (Suhu, TSS, pH, COD, DO, BOD, dan amonia) sebagai data pendukung. Identifikasi makrozoobentos dan analisa kualitas air dilakukan di Laboratorium Uji Kesehatan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data koefisien saprobitas. Hasil dari penelitian ditemukan 10 jenis makrozoobentos yang terdiri dari 2 jenis dari kelompok polisaprobik, 2 jenis dari kelompok α-mesosaprobik, 3 jenis dari kelompok β-mesosaprobik dan 3 dari jenis kelompok non saprobik. Berdasarkan perhitungan nilai indeks saprobik yang berkisar antara -1,11 sampai dengan 0,65 berarti Sungai Kalimas berada dalam kondisi tercemar ringan sampai cukup berat. Pencemaran cukup berat terjadi pada stasiun 2 di wilayah Sonokembang dengan nilai -1,11 dan pencemaran ringan terjadi pada stasiun 1 di wilayah Ngagel dengan nilai 0,65. Analisis kualitas air kebanyakan melebihi batas standar baku mutu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 diantaranya suhu 31oC, TSS 244-280 mg/l, pH 6.8-7.4, COD 50,8-217,8 mg/l, DO 2,1-3,4 mg/l, BOD 39,4-169,8 mg/l, dan amonia 0,25-1,13 mg/l. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah secara fisika, kimia dan biologi, kondisi perairan Sungai Kalimas menunjukkan terjadinya pencemaran organik. Sumber bahan pencemar organik diduga berasal dari buangan limbah domestik dan industri yang banyak terdapat di sepanjang aliran sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sungai Kalimas berada dalam kondisi tercemar ringan sampai cukup berat. Maka disarankan adanya peningkatan upaya pemantauan dan pengendalian pengelolaan perairan sungai untuk mencegah terjadinya pencemaran yang lebih berat.