Eksplorasi Khamir Pada Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) Dan Uji Potensi Antagonisnya Terhadap Penyakit Busuk Buah Gloeosporium gloeosporioides

Main Author: Sianipar, Yohanna Elisa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5873/
Daftar Isi:
  • Gloeosporium gloeosporioides merupakan jamur penyebab penyakit busuk buah pada Apel (Malus sylvestris Mill). G. gloeosporioides menjadi salah satu penyebab semakin menurunnya produksi Apel dari tahun ke tahun. Pengendalian yang selama ini dilakukan adalah dengan menyemprotkan fungisida secara terus menerus. Penggunaan fungisida secara berlebihan menyebabkan berkurangnya mikroorganisme tanah dan kesehatan tanah semakin menurun. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pengendalian menggunakan agens hayati mulai digunakan untuk meminimalisir kerugian dan dampak negative yang disebabkan oleh aplikasi fungisida. Agens hayati yang digunakan dalam penelitian ini adalah khamir dengan tujuan mengetahui dan memperoleh jenis khamir yang terdapat pada bagian tanaman Apel serta mengetahui daya antagonismenya terhadap G. gloeosporioides. Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler yang telah banyak dikembangkan sebagai agens hayati pengendali beberapa penyakit pada tanaman. Khamir telah digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai dan stroberi, jamur akar putih pada cengkeh, bercak kuning sigatoka pada pisang, dan penyakit lainnya yang telah diteliti sebelumnya. Kelebihan dari khamir adalah lebih adaptif terhadap permukaan tanaman yang kering dan miskin nutrisi Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada Februari sampai dengan Juli 2017. Eksplorasi khamir berasal dari bagian kulit, daun, dan batang tanaman apel, serta uji antagonis khamir terhadap G. gloeosporioides meggunakan media PDA dan dilakukan pengamatan selama 7 hari setelah inokulasi (HSI) Khamir yang diperoleh dari bagian kulit dan batang sebanyak 6 isolat antara lain Hansenula sp., Candida sp., Cryptococcus sp., Pichia sp. 1, Pichia sp. 2, dan Rhdotorula sp. Pengamatan uji antagonis dilakukan selama 7HSI (hari setelah inokulasi) dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa daya hambat tertinggi dihasilkan oleh khamir Hansenula sp. (47,94%) sedangkan daya hambat terendah dihasilkan oleh khamir Rhodotorula sp. (12,41%).