Pengaruh Jarak Tanam Dan Frekuensi Pinching Terhadap Pertumbuhan Dan Pembungaan Tanaman Lisianthus (Eustoma grandiflorum)(Raf.) Shinn
Main Author: | Daraini, Miskah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5866/ |
Daftar Isi:
- Lisianthus termasuk salah satu jenis bunga potong yang cukup popular, namun tanaman ini masih sedikit dibudidayakan di Indonesia. Beberapa produsen Lisianthus menanam dengan menggunakan jarak tanam yang cukup rapat yaitu sebesar 10cmx10cm dengan harapan semakin tinggi populasi maka akan meningkatan penghasilan. Akan tetapi peningkatan populasi dapat menurunkan kualitas bunga Lisianthus. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan berbagai macam jarak tanam demi meningkatkan pertumbuhan sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal. Lisianthus memiliki kualitas dari kriteria sebuah ‘bunga potong yang ideal’ karena memi liki bunga dengan mahkota yang besar dan satu tangkai bisa terdiri dari 2-3 kuntum bunga. Akan tetapi untuk memiliki jumlah lebih dari bunga 2 – 3 kuntum perlu dilakukan tindakan khusus yaitu pembuangan titik tumbuh apikal muda (pinching). Pinching berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas aksilar dalam pembentukan percabangan. Penerapan metode pinching yang berbeda dilakukan untuk meningkatkan jumlah cabang agar jumlah kuntum bunga bisa lebih dari 3 kuntum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching, mengetahui jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan dan pembungaan, srta mengetahui frekuensi pinching yang sesuai terhadap pertumbuhan dan pembungaan pada tanaman Lisianthus. Hipotesis penelitian ini meliputi terdapat interkasi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching, perlakuan jarak tanam 20cmx20cm merupakan jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan dan pembungaan Lisianthus, serta perlakuan 2x pinching akan meningkatkan pertumbuhan dan jumlah bunga pada tanaman lisianthus. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomulyo, Kota Batu. Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan Februari-Mei 2017. Alat yang digunakan adalah cangkul, garpu lahan, jaring/net, alat ukur seperti meteran, dan mulsa yang digunakan untuk penutupan lahan sebelum penanaman. Bahan yang digunakan adalah bibit Lisianthus varietas Blue, serta media tanam tanah, kompos, pupuk kandang, NPK 18-18-18, serta pestisida Proclaim 5SG dan Basamid G. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yaitu dengan menggunakan perlakuan Jarak Tanam (10cmx10cm, 15cmx15cm, dan 20cmx20cm) dan perlakuan 1x Pinching, 2x Pinching, dan Non-Pinching pada bunga Lisianthus. Penelitian ini menggunakan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada 14hst dan interval waktu pengamatannya adalah 2 minggu sekali sampai waktu panen 12-16mst. Parameter pengamatan meliputi pengamatan non-destruktif yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, inisiasi bunga, jumlah bunga total, vase life, dan umur panen. Pengamatan destruktif meliputi biomassa tanaman (Berat Kering Tanaman). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila hasil uji diperoleh pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. iii Hasil penelitian ini diketahui bahwa perlakuan jarak tanam dan frekuensi pinching tidak menunjukan adanya interaksi pada hampir semua pertumbuhan vegetatif kecuali pada parameter tinggi tanaman yang menunjukan adanya interaksi, begitu juga pada pertumbuhan generatif yang tidak memberikan adanya interaksi nyata. Pada perlakuan jarak tanam 10cmx10cm dengan 2x Pinching (J1P2) merupakan tinggi tanaman yang paling tinggi serta jumlah bunga yang mencapai lebih dari 3 kuntum bunga, dimana pada perlakuan tersebut tanaman sudah memasuki grade A. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan, kecuali pada parameter jumlah cabang, vase life, dan umur panen. Sedangkan perlakuan pinching mempengaruhi jumlah daun, luas daun, jumlah cabang dan jumlah bunga. Perlakuan 2x pinching menunjukan jumlah bunga pertangkai tanaman lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak di pinching atau 1x pinching. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jumlah bunga yang banyak dalam satu tangkai yaitu 3-5 kuntum bunga. Tetapi perlakuan 2x pinching (P2) dapat menunda hari panen. Perlakuan tanpa pinching dapat dipanen sekitar 84-88hst, kemudian perlakuan 1x pinching (P1) dapat dipanen sekitar 98-102hst, dan perlakuan 2x pinching (P2) dapat dipanen sekitar 112-115hst.