Respon Beberapa Varietas Bawang Putih (Allium sativum L.) Dalam Pertumbuhan Dan Potensi Pembentukan Umbi Mikro Terhadap Pemberian Berbagai Konsentrasi Sukrosa

Main Author: Hapsari, Lina Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5857/
Daftar Isi:
  • Bawang putih merupakan komoditas penting di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan obat berbagai penyakit. Hal tersebut menyebabkan permintaan bawang putih semakin tinggi seiring dengan bertambahnya penduduk yang memanfaatkannya. Namun produksi di Indonesia tidak mampu mencukupi permintaan tersebut. Sehingga, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan impor. Penyebab produksi bawang putih di Indonesia rendah adalah terbatasnya jumlah benih dan kurang tersedianya bibit yang berkualitas karena adanya potensi terbawanya penyakit oleh budidaya sebelumnya. Perbanyakan in vitro merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan benih yang banyak dalam waktu yang singkat dan bebas dari penyakit. Bawang putih diperbanyak menggunakan umbi sehingga pada teknik in vitro juga diharapkan bisa menghasilkan umbi sebagai bahan tanam selanjutnya. Induksi umbi dipengaruhi oleh kesediaan energi yaitu sukrosa. Pada beberapa jenis bawang putih juga memberikan respon yang mungkin tidak sama kebutuhannya dalam penggunaan sukrosa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi komposisi media MS dengan konsentrasi sukrosa dengan varietas terhadap pembentukan umbi mikro bawang putih. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat interaksi antara konsentrasi sukrosa pada media MS dengan varietas terhadap pembentukan umbi mikro bawang putih. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dengan kondisi suhu 20°-24°C dan pencahayaan 16 jam/hari selama bulan Februari-Juli 2017. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, gelas beker, botol kultur, kompor listrik, pH meter, pengaduk, panci, autoclave, LAFC, cawan petri, scalpel, pinset, bunsen, penggaris dan camera. Sedangkan bahan yang digunakan selama penelitian adalah 4 varietas bawang putih, media dasar Murashige dan Skoog (MS), sukrosa, agar, aquades, paclobutrazol 1 g L-1, plastik, karet, detergen 2,5%, fungisida, NaOCl 15%, alkohol 70% dan alkohol 96%. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah varietas dan faktor kedua adalah konsentrasi sukrosa. Varietas yang digunakan adalah Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Kating dan Sin Chung. Konsentrasi sukrosa adalah 30 g L-1, 60 g L-1, 90 g L-1 dan 120 g L-1, sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Terdapat 3 tanaman di setiap perlakuan. Total eksplan yang diamati sejumlah 192. Pelaksanaan percobaan meliputi persiapan eksplan, pembuatan media dan penanaman eksplan. Pengamatan dalam penelitian ini terdapat 2 metode yaitu interval dan non interval. Pengamatan interval dilakukan setiap 7 hari sekali dengan variabel tinggi tunas, jumlah tunas, jumlah akar dan jumlah daun, sedangkan pengamatan non interval menggunakan variabel saat tumbuh tunas, saat tumbuh akar, waktu muncul umbi mikro, diameter umbi, diameter pangkal, berat basah, berat kering dan panjang akar. Data yang diperoleh ii akan dianalisis ragam dan jika menunjukan pengaruh nyata akan di uji lanjut DMRT pada taraf 5% jika tidak memenuhi asumsi analisis ragam maka ditampilkan dalam bentuk grafik dari microsoft excel. Hasil penelitian ini adalah perlakuan konsentrasi sukrosa pada media MS dan varietas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan pembentukan umbi mikro bawang putih. Konsentrasi sukrosa yang tepat untuk pertumbuhan eksplan adalah 30 g L-1 dan yang tepat untuk pembentukan umbi yaiu 60 g L-1. Penambahan konsentrasi sukrosa lebih dari 60 g L-1 lebih fokus ke pembentukan umbi dibandingkan pertumbuhan. Umbi yang dihasilkan tidak jauh berbeda diameternya yang dihasilkan oleh eksplan yang ditanam pada media 60 g L-1 tetapi mengalami penambahan berat kering. Varietas yang memiliki respon yang baik adalah varietas Lumbu Kuning pada pertumbuhan dan pembentukan umbi. Respon yang kurang baik ditunjukan oleh varietas lumbu hijau pada pertumbuhan dan varietas Kating pada pembentukan umbi. Hal ini dipengaruhi oleh fisiologis masing-masing eksplan yang digunakan.