Planning of Kota tanpa Kumuh (KOTAKU) Program in Achieving Sustainable Development (Study at Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing)

Main Author: Kurniawati, Ria
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5814/
Daftar Isi:
  • Salah satu misi besar Presiden Jokowi di era pemerintahannya adalah untuk memberantas kawasan kumuh sampai 0 Ha pada tahun 2019. Oleh karena itu DJCK memprakarsai Program KOTAKU, yang merupakan program kolaborasi, partisipatif, dan terpadu. Malang adalah proyek percontohan untuk mengimplementasikan program ini. Salah satu daerah sasaran perkampungan kumuh di Malang adalah Kelurahan Jodipan. Kelurahan Jodipan saat ini sedang dalam tahap perencanaan program KOTAKU. Dalam merencanakan program ini, TIPP, BKM, dibantu oleh Faskel juga mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat topik ini ke dalam tesis ini dengan judul Program Perencanaan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan (Studi di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan dua fokus yaitu: (1) Perencanaan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan (Studi di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing) (2) Faktor pendukung dan hambatan dalam Perencanaan Kota tanpa Program Kumuh (KOTAKU) dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Robert. Metode K. Yin. Perencanaan program KOTAKU dalam mencapai pembangunan berkelanjutan merupakan sesuatu yang baru dan dianggap sulit bagi TIPP dan Kelurahan BKM Jodipan. TIPP dan BKM sudah melewati tahap partisipatif yaitu sosialisasi, Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM), dan membentuk TIPP sebagai agen untuk melakukan perencanaan program KOTAKU di tingkat kelurahan. Pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat penting. Kemudian tahap selanjutnya adalah perencanaan yang terdiri dari kegiatan membangun visi penyelesaian dan Kasus Refleksi Kritis (RPK) ini juga perumusan skenario konsep dan penentuan prioritas wilayah. Dalam perencanaan program KOTAKU ada banyak faktor yang mempengaruhi baik dari internal maupun eksternal. Adapun faktor pendukung rencana tersebut adalah nilai gotong royong, sinergi antara TIPP, BKM, dan Faskel, pemantauan dari DJCK dan Bank Dunia. Untuk faktor penghambat, komitmen rendah dari TIPP dan pemerintah pusat, ketidaktahuan dari beberapa masyarakat lokal, dan ketidakmampuan kebijakan.