English Spelling Errors Committed by A Blind Student at English Language Education Program Universitas Brawijaya

Main Author: Lailiyah, Ni'matul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5742/
Daftar Isi:
  • Ketika tunanetra memahami suku kata sebagai kesatuan kata, mereka akan menulis kata sesuai yang didengar. Hal ini akan berdampak pada pengejaan bahasa Inggris yang sebenarnya mempunyai perbedaan dalam hal penulisan dan pengucapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan menganalisis kesalahan ejaan yang dilakukan oleh mahasiswa tunanetra melalui analisis tulisan. Penelitian ini berfokus pada subjek tunggal untuk diteliti secara mendalam. Subjek penelitian merupakan seorang mahasiswa tunanetra pembelajar bahasa asing yang terdaftar dalam program studi pendidikan bahasa Inggris di Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data diambil dari tugas menulis pada mata kuliah Academic Writing dan kata-kata pada setiap teks diklarifikasi untuk menghindari salah tafsir. Data dianalisis berdasarkan klasifikasi spelling errors oleh NFER (National Foundation for Educational Research) yaitu Omissions, Substitutions, Insertions, Transpositions dan, Grapheme substitution. Dari 5 jenis spelling errors, subjek mengalami 4 jenis spelling errors yaitu Omissions, Substitutions, Insertions, dan Grapheme substitution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan Grapheme substitution merupakan kesalahan ejaan terbanyak. Hal ini diasumsikan karena defisit memori visual sehingga subjek mengeja kata-kata secara tidak fonetik dalam konfigurasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan dalam pengejaan pada mahasiswa tunanetra. Faktor-faktor tersebut yaitu, (1) kurangnya pengetahuan formasi kata, (2) inheren bahasa seperti silent letter, homophone dan borrowing words, (3) perbedaan karakteristik L1 dan L2, dan (4) Preferensi untuk membaca (lebih banyak menggunakan screen reader daripada braille). Peneliti menyarankan kepada siswa tunanetra untuk lebih banyak mengakses formasi kata-kata secara langsung dan saran bagi peneliti berikutnya untuk menemukan strategi untuk membantu tunanetra dalam belajar mengeja terutama untuk pelajar EFL sehingga kesalahan ejaan pada tunanetra dapat diminimalisir.