Perempuan dan Pembangunan Studi Pada Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Sukaharja Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor Tahun 2015-2016

Main Author: Arsanto, Dyah Yuriasti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5678/
Daftar Isi:
  • Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 mengenai Desa mengisyaratkan terbukanya pintu masuk bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam setiap agenda pembangunan desa. Pembangunan infrastruktur yang merupakan salah satu bagian dari empat kewenangan belanja desa menjadi pintu masuk dalam penelitian ini sebab dalam implementasinya, kebutuhan perempuan dalam bidang ini justru kerap diabaikan. Lebih jauh lagi, selain adanya dukungan regulasi dibutuhkan pula suatu prasayarat utama yang dapat meningkatkan nilai tawar perempuan dalam mengkomunikasikan kebutuhan mereka yakni tersedianya sumber daya memadai yang dimiliki oleh perempuan. Atas hal tersebut, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis sumber daya yang dimiliki oleh perempuan dalam pembangunan di Desa Sukaharja. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebutuhan perempuan serta mengetahui sumber daya yang dimiliki perempuan dalam mengkomunikasikan kebutuhan mereka. Desain penelitian ini dibangun dengan pendekatan kualitatif dimana perolehan data primer didapatkan melalui metode observasi, wawancara serta FGD. Adapun teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah konsep analisa gender model harvard yang dipadukan dengan derajat partisipasi yang dikemukakan oleh Arnstein. Hasil penelitian menyebutkan dari seluruh permasalahan yang dimiliki oleh perempuan, pembangunan air bersih dan pembangunan sarana posyandu menempati prioritas utama bagi perempuan dalam pengajuan usulan pembangunan infrastruktur. Sayangnya meskipun telah ada upaya dari perempuan untuk keluar dari isu-isu domestik rumah tangga, serta telah ada perempuan yang memiliki sumber daya politik namun kontrol atas sumber daya tetap tidak dimilikinya. Sebagai akibatnya kedalaman partisipasi perempuan baru sampai pada derajat partisipasi semu dimana jaring aspirasi yang melibatkan masyarakat masih bersifat formalitas.