Evaluasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Padi (Oryza sativa L.) Di Kabupaten Gresik

Main Author: Cahyaningtyas, Anisa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5677/
Daftar Isi:
  • Padi (Oryza sativa L.) adalah komoditas pangan utama bagi penduduk Indonesia yang kebutuhannya terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan data statistik Konsumsi Pangan oleh BPS produksi padi Jawa Timur dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2010 sebesar 11.643.773 ton. Produktivitas padi di Kabupaten Gresik sebesar 64,74 kw ha-1 (BPS, 2015).Stok gabah kering di Kabupaten Gresik mencapai 279 ton tahun-1 sementara kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 125 ton tahun-1. Kabupaten Gresik menyumbang sekitar 44% stok padi dalam bentuk beras untuk Jawa Timur. Faktor umum yang mempengaruhi produksi suatu tanaman ialah faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada produksi tanaman adalah iklim terutama curah hujan dan suhu udara. Curah hujan dibutuhkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan irigasi sementara suhu udara diperlukan untuk mendukung proses fisiologis tanaman (Hosang et al., 2012). Suciantini (2015) mengatakan bahwa curah hujan dapat dijadikan sebagai indikator yang berkaitan dengan pertumbuhan dan hasil tanaman. Isu mengenai perubahan iklim menyebabkan perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu udara yang diduga akan berdampak negatif pada produktivitas padi di Kabupaten Gresik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah perubahan iklim telah terjadi di Kabupaten Gresik dan mengetahui pengaruh unsur iklim terhadap produktivitas padi serta mengetahui teknik budidaya padi yang dilakukan di Kabupaten Gresik. Hipotesis yang diajukan adalah perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi produktivitas padi di Kabupaten Gresik dan unsur iklim yang mempengaruhi adalah curah hujan dan suhu udara berpengaruh terhadap produktivitas padi di Kabupaten Gresik. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik dengan memfokuskan pada lima kecamatan sentra produksi Padi yaitu kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Kedamean, Menganti, dan Dukun pada bulan Februari – Maret 2107. Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data iklim (curah hujan dan suhu) selama dua dekade (1996-2015) yang didapatkan dari BMKG Surabaya Perak I dan data produktivitas padi selama dua dekade (1996-2015) dari Dinas Pertanian setempat serta literatur. Data primer yang digunakan adalah hasil wawancara dengan petani yang meliputi luas lahan, sistem tanam, sistem irigasi, penggunaan pupuk dan musim tanam. Analisis data dilakukan untuk mengetahui unsur iklim yang mempengaruhi produktivitas padi dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 22. Model pendugaan pengaruh suhu udara terhadap produktivitas menggunakan persamaan regresi linear yaitu Y = a + bX. Hasil wawancara akan dianalisis dengan memberikan nilai pada masing-masing jawaban untuk mendapatkan hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur iklim yang mempengaruhi produktivitas padi adalah suhu udara dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,54 sementara curah hujan tidak berkorelasi dengan produktivitas padi karena nilai koefisien korelasi < 0,5. Pengaruh suhu udara terhadap produktivitas padi di Kabupaten Gresik yaitu 28% dan 72% dipengaruhi oleh adanya peningkatan luas lahan sawah. Perubahan iklim yang terjadi di Kabupaten Gesik belum menimbulkan dampak negatif pada produktivitas padi. Perubahan iklim ditandai dengan bergesernya awal musim kemarau (AMK) dan awal musim hujan (AMH) yang terjadi pada dekade kedua (2006-2015) sebanyak dua dasarian dibandingkan pada dekade pertama (1996-2005). Model pendugaan produktivitas padi berdasarkan suhu udara di Kabupaten Gresik adalah Y = -17,48 + 0,82X atau dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan atau 1°C maka produktivitas padi akan bertambah sebesar 0,82 ton ha-1.