Penyusunan Kriteria Karakteristik Sifat Fisik Lahan Pada Tanaman Anggrung Hijau (Parasponia andersonii) di Lereng Timur Laut Gunung Kelud
Main Author: | Priana, Ayi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5658/ |
Daftar Isi:
- Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada tanggal 13 Februari 2014 Gunung Kelud mengalami erupsi secara eksplosif yang berdampak sangat luas. Material abu dan pasir vulkanik Gunung Kelud yang jatuh di permukaan tanah dengan ketebalan 15-30 cm menyebabkan kerusakan lahan-lahan pertanian dan menyebabkan perubahan karakteristik tanah secara fisik, kimia, dan biologi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak merugikan dari timbunan material vulkanik pada lahan pertanian adalah reklamasi. Reklamasi lahan jangka pendek dapat dilakukan dengan penanaman jenis rerumputan yang toleran terhadap abu vulkanik, karena sebagian besar bahan organik yang diproduksi akan dimanfaatkan warga untuk pakan ternak, untuk itu perlu dicari sumber bahan organik dari tanaman lain yang kurang dimanfaatkan tetapi mudah didapatkan di daerah sekitar Gunung Kelud. Parasponia andersonii merupakan tanaman yang mudah pulih kembali setelah erupsi Gunung Kelud yang tumbuh di atas material vulkanik bagian lereng atas dan punggung bukit, akan tetapi selama ini keberadaannya masih belum banyak diketahui warga sekitar. Penelitian dilaksanakan di lereng timur laut Gunung Kelud Desa Pandansari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap survei lapangan, tahap analisis di laboratorium dan tahap pengolahan dan analisis data. Penentuan titik ini didasarkan pada peta bentuk lahan detail yang dibedakan atas facet lereng (punggung, lereng, dan lembah) dan satuan peta lahan (SPL). Peta bentuk lahan detail dibuat menggunakan bahan Digital Elevation Model (DEM) Alos Palsar resolusi pixel 12,5 x 12,5 meter kemudian diolah menggunakan software SAGA GIS versi 2.2. Analisis data menggunakan metode garis batas (boundary line) persamaan regresi untuk melihat hubungan karakteristik lahan dengan produksi. Kemudian di uji validasi menggunakan metode accuration assesment dan persamaan regresi. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda stepwise, faktor yang paling mempengaruhi produksi bintil akar efektif Parasponia andersonii di Gunung Kelud adalah permeabilitas dan elevasi dengan persamaan y = 186,7 + 0,1841x1 + 1,297x2 dimana x1 = elevasi dan x2 = permeabilitas. Kelas kesesuaian yang paling berpengaruh berdasarkan karakteristik lahan elevasi yang termasuk ke dalam kelas S1 adalah 1100-1731 m dpl, S2 775-1100 m dpl, dan S3 <775 m dpl. Sedangkan permeabilitas di lereng timur laut tergolong cepat dengan nilai kelas S1 >83 cm/jam dan nilai kelas S2 <83 cm/jam. Kriteria kesesuaian lahan mempunyai nilai validasi accuration assesment sebesar 73,33%. Artinya sebesar 73,33% dari data yang diuji valid atau sesuai dengan kriteria potensi lahan yang dihasilkan. Sedangkan untuk nilai validasi dari persamaan regresi didapatkan hasil nilai R2 = 0,88 atau sebesar 88% yang artinya bahwa hasil analisis boundary line dapat digunakan untuk penentuan kelas kesesuaian lahan dengan tingkat keakuratan sebesar 88%.