Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung (Zea mays) (Studi Kasus di Desa Papar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri)
Main Author: | Lestari, Tiara |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5654/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan salah satu tanaman biji-bijian yang memiliki potensi cukup tinggi setelah beras di Indonesia. Potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan, terbukti dari perkembangan industri peternakan yang akhir-akhir ini semakin bertambah dari waktu ke waktu. Kebutuhan akan protein hewani menjadikan industri pakan ternak mulai banyak bermunculan, tentu saja bertumbuhnya industri pakan yang semakin meningkat menuntut persediaan jagung yang semakin besar. Desa Papar yang terletak di Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah sentra produksi jagung di Kabupaten Kediri. Desa Papar berada pada dataran rendah, memiliki kondisi tanah subur, serta memiliki ketersediaan air yang cukup baik dengan sistem irigasi yang bersumber dari Sungai Brantas, sehingga dapat dikatakan baik untuk pertanaman jagung. Terkait potensi yang dimiliki Desa Papar, ternyata masih dihadapkan pada beberapa permasalahan dalam pemasaran jagung. Keterbatasan modal menjadikan petani lebih banyak menjual jagungnya kepada tengkulak dengan sistem tebasan. Sistem ini dipilih karena tidak adanya lembaga perkreditan rakyat atau koperasi tani, sehingga petani tidak mempunyai pilihan lain untuk meminjam ke tengkulak. Permasalahan lain yaitu pendistribusian jagung perlu adanya bantuan dari lembaga pemasaran. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat, maka semakin panjang rantai pemasaran jagung dan pada akhirnya menyebabkan terbentuk marjin pemasaran yang tinggi. Hal ini semakin didukung dengan sulitnya petani mengetahui informasi pasar terutama tentang pembentukan harga. Selain itu pada kondisi lapang yang ditemukan terdapat permasalahan penggunaan alat angkut yang kurang efektif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) Mengidentifikasi struktur pasar yang terbentuk pada komoditas jagung di Desa Papar. (2) Mengidentifikasi perilaku pemasaran dalam sistem pemasaran komoditas jagung di Desa Papar. (3) Menganalisis keragaan pasar atau kinerja pasar yang dilihat melalui saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran pada komoditas jagung di Desa Papar. Alat analisis struktur pasar menggunakan analisis kuantitatif deskriptif yaitu pangsa pasar (market share), CR4, dan IHH. Alat analisis perilaku pasar adalah analisis deskriptif, sedangkan penampilan pasar menggunakan analisis kuantitatif yaitu perhitungan marjin, share harga, dan K/B ratio. Tingkat efisiensi pasar jagung tersebut akan dipertegas dengan mengitung efisiensi pemasaran berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi operasional. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh yaitu struktur pasar jagung pada setiap lembaga pemasaran di Desa Papar memiliki kecenderungan yang merujuk pada struktur pasar persaingan tidak sempurna (oligopsoni). Hambatan masuk pasar untuk jagung termasuk tinggi, namun tidak ada peraturan formal untuk menjadi pedagang dan penyaluran dan pemasaran jagung. Pada tingkat petani tidak ada deferensiasi produk karena petani langsung menjual jagung hasil panen kepada tengkulak dengan sistem tebas, pada lembaga pemasaran pedagang besar terdapat deferensiasi produk yakni perubahan dari jagung kering panen menjadi jagung kering pipil. Pengetahuan pasar mengenai pembentukan harga didominasi oleh lembaga pemasaran tengkulak. Perilaku pasar yang terbentuk dalam pemasaran jagung di Desa Papar merupakan cerminan dari struktur pasar. Pembentukan harga lebih didominasi oleh tengkulak. Penampilan pasar jagung di Desa Papar menghasilkan marjin pemasaran, share harga di tingkat petani, K/B ratio yang bervariasi dari 4 saluran pemasaran. Saluran pemasaran yang efisien terdapat pada saluran pemasaran I, sedangkan usaha pemasaran yang paling efisien dilakukan oleh pedagang besar, dikarenakan pedagang besar mampu menetapkan harga jual tinggi untuk memperbesar keuntungan. Pada kondisi lapang ditemukan saluran pemasaran yang menguntungkan adalah saluran pemasaran I, namun petani tidak dapat menggunakan saluran pemasaran ini karena sebelumnya mayoritas petani sudah terikat perjanjian dengan tengkulak. Efisiensi pemasaran ditinjau dari efisiensi harga berdasarkan biaya transportasi dan processing jagung secara umum sudah dikatakan efisien, karena nilai selisih harga yang dimiliki masing-masing lembaga pemasaran lebih besar dari pada nilai rata-rata biaya transportasi maupun processing, sedangkan analisis efisiensi operasional untuk saluran I dan III ditingkat pengecer belum efisien, karena pengecer mengangkut jagung kurang dari kapasitas alat angkut yang dapat di angkut oleh pick up. Secara keseluruhan efisiensi operasional berdasarkan kapasitas normal alat transportasi yang digunakan sudah efisien ditunjukkan oleh pengangkutan yang dilakukan sudah sesuai kapasitas angkut normal yakni persentase rata-rata angkut mencapai 100%.