Evaluasi Kecernaan Dan Produksi Gas Secara In Vitro Silase Pakan Lengkap Yang Menggunakan Jenis Hijauan Berbeda Sebagai Sumber Serat

Main Author: Sanidita, Soraya Rizki
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5625/
Daftar Isi:
  • Hijauan yang sering digunakan oleh peternak rakyat sebagai pakan ternak ruminansia, sapi potong khususnya adalah hijauan rumput misalnya rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott). Kelemahan dari penggunaan rumput gajah dan rumput odot sebagai pakan sapi potong adalah ketersediannya pada musim kemarau masih rendah. Peternak rakyat biasanya menyiasati keterbatasan rumput-rumputan pada musim kemarau dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian yang memiliki jumlah melimpah pada musim kemarau, salah satunya adalah pucuk tebu (Saccharum officinarum). Tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott) memiliki produksi yang melimpah pada saat musim penghujan, sedangkan sebaliknya pucuk tebu tidak diproduksi pada saat musim penghujan. Kelebihan produksi komoditi pakan tersebut pada musim-musim tertentu berpontensi untuk diawetkan. Metode pengawetan bahan pakan yang dapat diterapkan, salah satunya adalah metode silase. Selain manfaat silase untuk mengawetkan, silase juga bermanfaat untuk meningkatkan daya cerna selama proses fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis hijauan (Pennisetum purpureum, Pennisetum purpureum cv. Mott, dan Saccharum officinarum) berbeda sebagai sumber serat terhadap kecernaan in vitro dan produksi gas. Manfaat Penelitian adalah untuk memberikan informasi mengenai pemanfaatan jenis hijauan berbeda (Pennisetum purpureum, Pennisetum purpureum cv Mott, dan Saccharum officinarum) yang diolah dengan penambahan konsentrat sebagai silase pakan lengkap. Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 1 ekor sapi PFH betina berfistula sebagai donor cairan rumen. Hijauan terdiri atas rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott), dan pucuk tebu (Saccharum officinarum) serta konsentrat. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu P1 : 50% rumput gajah (Pennisetum purpureum) + 50% Konsentrat; P2 : 50% Konsentrat + 50% rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott); P3 : 50% Konsentrat + 50% pucuk tebu (Saccharum officinarum). Variabel yang diukur meliputi, Kecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO) dan produksi gas yang akan dilanjutkan dengan pengukuran degradasi bahan kering dan bahan organik residu produksi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan bahan kering dan bahan organik tertinggi pada P2 yaitu 63,26% dan 60,29%; sedangkan terendah pada P3 yaitu 60,75% dan 59,29%. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, produksi gas total selama 96 jam, dan laju produksi gas (c) dari kelima jenis leguminosa berbeda sangat nyata (P<0.01) serta , berbeda nyata (P<0.05) pada nilai potensi produksi gas (b). Nilai potensi produksi gas (b) tertinggi ditunjukkan oleh P2 yaitu 134,46 ml/200 mg BK serta yang terendah pada P3 yaitu 130,67 ml/200 mg BK, sedangkan nilai laju produksi gas (c) yang tertinggi dan terendah masing masing terdapat pada P2 yaitu 0,060 ml/jam dan P3 yaitu 0,049 ml/jam. Nilai degradasi bahan kering dan bahan organik residu produksi gas yang tertinggi dihasilkan oleh P2 yaitu 57,59% dan 53,18. Nilai terendah dihasilkan oleh P3 dengan nilai 48,01% dan 43,66%. Kesimpulan penelitian yaitu silase pakan lengkap memiliki nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO) yang tertinggi terdapat pada P2 dengan nilai masing-masing yaitu 68,27% dan 66,09%. Nilai produksi gas total pada inkubasi 96 jam, nilai potensi produksi gas (b) dan laju produksi gas (c) yang tertinggi terdapat pada P2 dengan nilai masing-masing yaitu 137,17 ml/200 mg BK; 134,46 ml/200mg BK; dan 0,052 ml/jam. Nilai Degradasi Bahan Kering (DBK) dan Degradasi Bahan Organik (DBO) residu produksi gas tertinggi terdapat pada P2 dengan nilai masingmasing yaitu 57,59% dan 53,18%.