Pengaruh Temperatur Mesin Tetas Terhadap Daya Tetas, Bobot Tetas Dan Mortalitas DOD Itik Peking
Main Author: | Ciptanti, Wanda Dewi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5580/ |
Daftar Isi:
- Ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Daging itik Peking banyak diminati untuk olahan kuliner, sehingga menimbulkan banyaknya permintaan Day Old Duck (DOD) itik Peking sebagai konsumsi masyarakat maupun dibudidayakan. Untuk memenuhi permintaan DOD maka peternak itik mulai memilih menetaskan telur tetas. Penanganan mesin tetas yang belum tepat mampu menjadi kendala sehingga dapat mempengaruhi daya tetas yang dihasilkan. Salah satu kendala tersebut adalah temperatur mesin tetas. Pengaturan temperatur yang tepat akan menghasilkan daya tetas yang tinggi dan mortalitas DOD yang rendah. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Ternak “Meri Rejeki” di desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 11 Januari 2017 sampai 8 Februari 2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh temperatur mesin tetas terhadap daya tetas dan mortalitas DOD itik Peking. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi tentang temperatur yang sesuai untuk penetasan supaya menghasilkan daya tetas yang tinggi dan mortalitas DOD yang rendah. Materi penelitian adalah telur tetas itik Peking sebanyak 2025 butir diperoleh dari kelompok ternak “Meri Rejeki” yang berasal dari induk dengan masa pemeliharaan yang sama. Perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:10 yaitu 1500 ekor induk berumur 1-2 tahun yang setiap harinya mampu memproduksi telur sebanyak ±950 butir. Telur tetas memiliki umur simpan 3 hari. Mesin tetas yang digunakan sebanyak 9 unit dengan ukuran panjangxlebarxtinggi=125cmx65cmx46cm yang berkapasitas 225 butir. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah temperatur P1 38oC s/d 39oC, P2 40oC s/d 41oC dan P3 42oC s/d 43oC. Variabel yang diamati terdiri dari daya tetas dan mortalitas DOD dan apabila terdapat perbedaan nyata atau seperti nyata dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan pengaruh temperatur mesin tetas terhadap daya tetas yaitu P1(79,87±0,25), P2(56,73±0,40) dan P3 (43,73±1,33). Berdasarkan data tersebut temperatur mesin tetas memberikan perbedaan sangat nyata (P>0,01) terhadap daya tetas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan pengaruh temperatur mesin tetas terhadap bobot tetas yaitu P1(44,00±0,05), P2(42,39±0,41) dan P3(40,38±0,38). Berdasarkan data tersebut temperatur mesin tetas memberikan perbedaan sangat nyata (P>0,01) terhadap bobot tetas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan pengaruh temperatur mesin tetas terhadap mortalitas Day Old Duck (DOD) itik Peking yaitu P1 (0,80±0,20), P2 (1,66±0,16) dan P3 (2,48±0,25). Berdasarkan data tersebut temperatur mesin tetas memberikan perbedaan nyata (P<0,05) terhadap mortalitas Day Old Duck (DOD). viii Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan temperatur memberikan pengaruh terhadap daya tetas dan mortalitas DOD. Temperatur yang baik untuk menghasilkan daya tetas yang paling tinggi, bobot tetas paling besar dan mortalitas DOD paling rendah adalah 38oC s/d 39oC.