Pengaruh Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter Pada Feses Kelinci Dan Jerami Padi Sebagai Media Terhadap Jumlah Dan Bobot Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)
Main Author: | Winanto, Ikko Septa Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5562/ |
Daftar Isi:
- Azotobacter merupakan bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas, sehingga tidak membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman. Feses kelinci dan jerami padi difermentasi dengan kultur bakteri Azotobacter yang diharapkan dapat meningkatkan kandungan protein media cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Februari – 27 Maret 2017 dirumah Bapak Dwi Wahono di Jalan Istana No. 64 RT 04, RW 01 Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Uji proksimat kandungan nutrisi media cacing tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kultur bakteri Azotobacter pada feses kelinci dan jerami padi sebagai media terhadap jumlah dan bobot cacing tanah dan untuk menentukan dosis kultur bakteri Azotobacter terbaik sebagai media cacing tanah. Materi penelitian adalah menggunakan total 800 gram cacing tanah berumur 3 bulan yang berjumlah 1573 ekor, feses kelinci dan jerami padi yang difermentasi dengan kultur bakteri Azotobacter sebagai media. Metode penelitian adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan (P0 0 ml Azotobacter /100 kg feses kelinci dan jerami padi, P1 150 ml Azotobacter/100 kg feses kelinci dan jerami padi, P2 250 ml Azotobacter/100 kg feses kelinci dan jerami padi, P3 350 ml Azotobacter/100 kg feses kelinci dan jerami padi) dengan berat cacing tanah sebanyak 50 gram untuk masing-masing perlakuan dan masing-masing ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova yang dilanjutkan uji jarak berganda duncan (UJDB) apabila terjadi perbedaan untuk mengetahui dosis terbaik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap jumlah dan bobot cacing tanah. Rataan jumlah cacing tanah masing-masing perlakuan adalah P0: 186,75±12,82 ekor dari jumlah awal 86 ekor, P1: 271,00±16,51 ekor dari jumlah awal 104,5 ekor, P2: 313,50±12,23 ekor dari jumlah awal 102,25 ekor, P3: 383,00±15,81 ekor dari jumlah awal 100,5 ekor. Rataan penambahan jumlah akhir cacing tanah tertinggi pada perlakuan (P3) yaitu 383,00±15,81 ekor dari jumlah awal 100,5 ekor. Hasil rataan bobot akhir cacing tanah masing-masing perlakuan dari bobot awal semua perlakuan 50 g menjadi P0: 67,5±2,38 g, P1: 75,25±2,99 g, P2: 88±4,40 g, P3: 103,5±6,24 g. Penambahan bobot tertinggi pada perlakuan (P3) yaitu 103,5±6,24 g. Rataan bobot akhir media cacing tanah pada P0 2,025 kg, P1 2 kg, P2 1,975 kg, P3 2.05 kg. Media akhir selama pemeliharaan dijadikan nutrisi cacing tanah untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kultur bakteri Azotobacter pada feses kelinci dan jerami padi sebagai media cacing dapat meningkatkan jumlah dan bobot cacing tanah. Perlakuan terbaik pada P3 adalah media cacing dengan menggunakan dosis 350 ml/100 kg feses kelinci dan jerami padi menghasilkan jumlah dan bobot cacing tanah tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa feses kelinci dan jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai media cacing tanah yang difermentasi dengan mikroba Azotobacter.