Indikator Kualitas Tanah Berbagai Penggunaan Lahan Di Das Rejoso, Jawa Timur: Populasi Cacing Tanah Dan Porositas Tanah
Main Author: | Raftulloh, Rajif Anam |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5550/ |
Daftar Isi:
- Rajif Anam Raftulloh. 135040200111208. Indikator Kualitas Tanah di Berbagai Penggunaan Lahan di DAS Rejoso, Jawa Timur: Populasi Cacing Tanah dan Porositas Tanah. Dibimbing oleh Kurniatun Hairiah dan Danny Dwi Saputra Salah satu indikator kesehatan tanah adalah kerapatan populasi cacing tanah. Distribusi cacing tanah beragam jumlahnya antar sistem penggunaan lahan (SPL), karena adanya perbedaan jenis dan jumlah pakan yang tersedia, dan lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kerapatan populasi dan keanekaragaman cacing tanah di berbagai sistem penggunaan lahan di wilayah DAS Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan contoh tanah dan cacing tanah dilakukan pada 5 SPL (sistem penggunaan lahan) milik masyarakat dengan jalan melakukan survei di lereng atas yaitu: (1) SPL Monokultur timber (milik Perhutani) dan (2) SPL-Tanaman semusim; di lereng tengah: (3) SPL Agroforestri sederhana, (4) SPL Agroforestri multistrata (tua) dan (5) SPL Monokultur non-timber (cengkeh, durian, mangga). Contoh tanah dan cacing tanah diambil dari plot berukuran 20mx 20m menurut metode TSBF/CSM-BGBD dengan membuat monolit berukuran 50 x 50 cm sebanyak 5 buah per plot. Contoh cacing dan tanah diambil dari kedalaman 0-10 cm; 10-20 cm; dan 20-30 cm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa, jumlah cacing tanah di lahan pertanian di DAS Rejoso cukup banyak tetapi berat massanya kecil. Rata-rata jumlah cacing terbanyak di lapisan 0-10 cm adalah 37 indiv.m-2, sedangkan populasi cacing tanah di kedalaman 10-20 cm sama dengan di kedalaman 20-30 cm rata-rata hanya 3,4 indiv.m-2. Biomassa cacing di SPL agroforestri cenderung lebih besar (rata-rata 5,2 g m-2) dari pada cacing di lahan tanaman semusim rata-rata 1,9 g m-2. Biomassa cacing di lapisan 0-10 cm secara nyata (p<0,05) lebih besar (10 g m-2) dari pada cacing di lapisan bawahnya rata-rata hanya 0,95 g m-2. Populasi cacing tanah yang ada di lahan pertanian berhubungan erat dengan jumlah seresah, meningkatnya jumlah seresah diikuti oleh peningkatan jumlah cacing tanah (R2 = 0,3372), juga diikuti oleh meningkatnya biomassa cacing tanah (R2 = 0,2859). Jumlah cacing tanah cenderung menurun dengan meningkatnya % pasir, tetapi hal tersebut hanya terjadi di SPL Tanaman Semusim. Di DAS Rejoso ditemukan 8 jenis cacing tanah, berdasarkan fungsi ekologinya sebagian besar termasuk kelompok epigeik (dekomposer), ada pula anesik dan endogeik (jenis eksotis Pontoscolex). Peningkatan total pori tanah berhubungan erat dengan meningkatnya jumlah cacing tanah (R2 = 0.7727) dan biomassa perakaran (R2 = 0.4887), tetapi hal tersebut hanya terjadi di agroforestri multistrata. Nampaknya peningkatan LBD pohon di DAS Rejoso diikuti oleh peningkatan ketebalan seresah (R2 = 0.4342) yang merupakan kunci penting untuk mempertahankan populasi cacing, dan makroporositas tanah yang dibutuhkan untuk konservasi air dan tanah.