Analisis Efisiensi Pemasaran Kedelai (Glycine Max) Di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar

Main Author: Badriyah, Lailatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5540/
Daftar Isi:
  • LAILATUL BADRIYAH. 1250407111021. Analisis Efisiensi Pemasaran Kedelai di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Syafrial, MS. Salah satu sentra kedelai di Kabupaten Blitar ada di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Kedelai yang ditanam di Desa Binangun adalah varietas Anjasmoro. Harga jual kedelai di tingkat petani dan lembaga pemasaran masih rendah dibandingkan harga kedelai nasional. Harga kedelai pada tingkat petani Rp 6000/kg, harga tersebut terbilang rendah karena harga kedelai tingkat produsen nasional sebesar Rp 8327/kg. Harga kedelai tingkat pedagang sebesar Rp 12.764/kg sedangkan harga pada tiap lembaga pemasaran kedelai di lokasi penelitian dibawah Rp 7000/kg. Selisih harga di tingkat produsen berkisar Rp 2000/kg dan selisih harga di tingkat pedagang berkisar Rp 5000/kg. Harga jual kedelai lebih banyak ditentukan oleh tengkulak. Biaya pengangkutan dan pengambilan keuntungan pada lembaga pemasaran menyebabkan besarnya biaya pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar serta untuk menganalisis efisiensi pemasaran ditinjau dari marjin pemasaran, share petani, efisiensi harga, dan efisiensi operasional. Metode yang digunakan ada dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi fungsi pemasaran, saluran pemasaran dan perilaku pasar. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur pasar dengan perhitungan IHH dan CR4 dan efisiensi pemasaran melalui margin pemasaran, share harga petani, efisiensi harga, dan efisiensi operasional. Hasil dari penelitian ini terdapat 4 saluran pemasaran kedelai. Pihak yang terlibat dalam proses pemasaran adalah petani sebagai produsen kedelai dan lembaga pemasaran yang terlibat antaralain tengkulak, pengepul, pengecer dan pedagang besar. Fungsi pemasaran yang ada meliputi penjualan, pembelian, pengangkutan, penyimpanan, pengemasan, sortasi dan grading, bongkar muat, penanggungan resiko, retribusi dan transaksi. Masing-masing lembaga melakukan fungsi berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki. Struktur pasar yang terbentuk di daerah penelitian adalah oligopoli dan monopoli namun yang sesuai dengan keadaan di lapang adalah struktur pasa oligopoli. Perilaku pasar pada penentuan harga komoditas, petani menjadi pihak penerima harga dan lembaga pemasaran sebagai pembentuk harga. Kerjasama yang terjadi di tempat penelitian adalah antar lembaga pemasaran. Pada analisis marjin pemasaran, share petani, maka dari 4 saluran pemasaran yang ada di Desa Binangun, saluran pemasaran pertama merupakan saluran yang memberikan keuntungan dan share harga terbesar bagi petani, tetapi saluran pertama mempunyai kelemahan karean kuantitas kedelai yang dijual hanya sedikit. Saluran pemasaran alternatif lain yang menguntukan bagi petani adalah saluran pemasaran II karena memberikan share harga yang cukup tinggi bagi petani dengan jumlah pembelian kedelai yang banyak. Pada efisiensi harga kegiatan pemasaran sudah efisien karena selisih harga lebih dari biaya transportasi dan prosesing, sedangkan pada efisiensi operasional belum efisien karena pada saat membeli produk di petani produk yang diangkut tidak memenuhi muatan maksimal.