Pengaruh Tingkat Pemberian Pupuk Npk Terhadap Produksi, Tinggi Tanaman Dan Kandungan Nutrisi Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Dibawah Naungan Hutan Pinus
Main Author: | Agustin, Elza Dyani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5516/ |
Daftar Isi:
- Rumput odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) adalah salah satu jenis rumput gajah yang baru dikembangkan sekarang ini. Ukurannya yang lebih kecil dari rumput gajah, membuatnya sering disebut rumput gajah kerdil. Rumput ini dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, tahan terhadap naungan dan sangat responsif terhadap pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Pemupukan dapat membuat kesuburan lahan garapan dipertahankan serta dapat meningkatkan produktivitas tanaman rumput yang dibudidayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan terbaik tingkat pemberian pupuk NPK terhadap produksi, kandungan nutrisi, dan tinggi tanaman rumput odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) di bawah naungan hutan pinus. Pengaruh tingkat pemberian pupuk NPK yang bebeda dalam penanaman rumput odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) dapat meningkatkan produksi, kandungan nutrisi, dan tinggi tanaman yang ditanam dibawa naungan hutan pinus. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan UB Forest di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya. Materi penelitian adalah rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan pupuk NPK yang diperoleh di daerah Batu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 4 perlakuan penambahan pupuk NPK yaitu P0 : Kontrol, P1 : 3gr/stek, P2 : 6gr/stek, P3 : 9gr/stek. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 12 unit bedengan. Setiap bedengan terdiri dari 12 stek rumput odot. Stek rumput odot keseluruhan dalam penelitian ini yang digunakan sebanyak 144 stek. Pengambilan data dilakukan pada minggu pertama sampai panen 90 Hari. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah produksi, kandungan nutrisi diantaranya bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK), serta tinggi tanaman rumput odot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh level pemberian pupuk NPK pada rumput odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) yang ditanam dibawah naungan hutan pinus dengan umur potong 90 hari memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) antar perlakuan dengan rata-rata produksi kering rumput odot P0 (1,24 ± 0,2 ton/ha), P1 (1,25 ± 0,1 ton/ha), P2 (1,7 ± 0,5 ton/ha) dan P3 (2,9 ± 0,5 ton/ha). Nilai kandungan nutrisi memberikan perbedaan yang sangat nyata dengan rata-rata BK pada P0 (17,26 ± 0,66%), P1 (20,6 ± 0,19%), P2 (19,46 ± 0,29%) dan P3 (20,51 ± 0,19%). Nilai rata-rata untuk BO pada P0 (83,57 ± 0,24%), P1 (85,41 ± 0,46%), P2 (86,69 ± 0,22%) dan P3 (86,9 ± 0,02%). Nilai rata-rata untuk PK P0 (10,83 ± 0,25%), P1 (11,61 ± 0,11%), P2 (11,75 ± 0,49%) dan P3 (12,42 ± 0,26%), sedangkan untuk nilai rata-rata SK pada P0 (37,75 ± 0,21%), P1 (39,12 ± 0,08%), P2 (40,77 ± 0,14%) dan P3 (41,14 ± 0,07%). Sedangkan untuk tinggi tanaman tidak memberikan perbedaan nyata (P >0,05) antar perlakuan dengan rataan nilai P0 (90,86 ± 3,6%), P1 (96,25 ± 5,6%), P2 (97,72 ± 10,29%) dan P3 (101,36 ± 2%). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa level pemberian pupuk NPK meningkatkan produksi kering dan kandungan nutrisi rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott), dimana semakin tinggi pemberian pupuk maka semakin tinggi pula produksi kering dan kandungan nutrisi rumput tersebut, sedangkan level pemberian pupuk NPK tidak mempengaruhi tinggi tanaman rumput odot. Pemberian pupuk NPK sebanyak 9 gram/stek/3kalipemupukan memberikan hasil optimal untuk produksi, tinggi tanaman dan kandungan nutrisi rumput odot. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui produktivitas rumput odot, serta penelitian serupa untuk lahan yang tanpa naungan.