Pola Relasi Sosial Dalam Praktik Penambangan Pasir (Studi Kasus pada Penambangan Pasir di Desa Kalipasir, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung)
Main Author: | Solekhah, Nuzul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5386/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menganalisis Pola Relasi Sosial dalam Praktik Penambangan Pasir di Desa Kalipasir Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola relasi sosial pada praktik penambangan pasir di Desa Kalipasir dan dampak atau konsekuensi yang ditimbulkan dari pola relasi sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan Teori Strukturasi Anthonny Giddens sebagai landasan analisis, yakni terkait bagaimana relasi-relasi sosial lintas ruang-waktu dapat terbentuk melalui sudut pandang dualitas struktur. Adapun sistem merupakan pemolaan relasi sosial dalam lintas ruang dan waktu yang dipahami sebagai praktik hasil reproduksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pola relasi sosial pada penambangan pasir di desa Kalipasir terbentuk berdasarkan dua susunan yang saling mempengaruhi, yakni penggunaan teknologi yang dipilih agen dalam mencari pasir dan mekanisme penjualan pasir. Teknologi yang digunakan yaitu gogo, ndudug, dan sedotan, sedangkan mekanisme penjualan pasir adalah pok-pokan. Susunan pertama menunjukkan cara agen dalam mengolah alam, dan susunan kedua menunjukkan bagaimana agen berelasi dengan aktor yang lain dalam mekanisme penjualan pasir. Berpindahanya lokasi dan cara penambangan merupakan bentuk tindakan yang diambil oleh masing-masing agen dalam mempertahankan keberadaan penambangan pasir di Desa Kalipasir. Hal tersebut berpengaruh terhadap penyebutan/wacana yang beredar, kepemilikan material maupun kesepakatan yang diambil pada masing-masing fase. Beberapa diantaranya penyebutan istilah gogo, ndudug, pok-pokan, manol, dan sedotan. Kepemilikan sumberdaya material pada masing-masing aktivitas juga berbeda. Adapun contoh kesepakatan yang diambil berupa adanya kompensasi yang disepakati setelah adanya pasir sedotan.